Cerita di bawah ini merupakan 80% kisah nyata yang direvisi oleh saya
Naryo selaku suami, bersama sahabat cyber saya bernama Raka (perlu
diingat bahwa Raka akan muncul di part selanjutnya dari kisah
berkelanjutan ini). Nama yang akan di tampilkan dalam sepanjang cerita
“Istriku ternyata Eksibisionis” ini adalah 100% nama pendek dan nama
panggilan dari nama asli kami.
Saya (Naryo) 32 tahun dan Istri (Yola) 29 tahun, kami sudah menikah
selama 7 tahun lamanya (Sejak Tahun 2005). Saat ini sudah tahun 2012,
Agustus. Sedikit bercerita tentang istri saya selaku tokoh utama dari
kisah nyata ini, ia memiliki penampilan cukup sederhana dan menarik,
sangat periang, dan memiliki banyak teman. Menurut Raka, istri saya
cukup cantik dan menarik jika diberi angka 1-10 ia memilih angka wajah
(7.5) dan badan (7). Dan ia seperti memiliki darah keturunan chinese
hanya sekitar 20% saja (tidak terlalu kelihatan).
Tokoh-tokoh dalam kisah Istriku Ternyata Eksibisionis Part 5 (Perselingkuhan):
– Naryo (penulis, saya, suami dari Yola)
– Yola (tokoh utama dalam cerita ini, istri dari Naryo)
– Raka (teman cyber online saya yang membantu penulisan dan revisi kisah ini)
– Pak Yono (sang benalu desa, orang yang kurang ajar, tidak tahu malu, gendut, tidak menarik, pengangguran)
– Pak Risman (pekerja keras, sangat hormat kepada semua orang terutama saya dan istri saya)
– Pak Mamat (penjaga ronda malam desa, sopan beritikat baik tetapi terpengaruh oleh temannya bayu)
– Pak Bayu (bersifat kurang ajar, lebih berani dalam segala hal, penjaga ronda malam)
– Pak Nizam (bertubuh sangat kecil kerempeng, peronda malam juga, bertubuh coklat)
Seperti yang sudah diceritakan sebelumnya bahwa istri saya positif
sekali menyukai aksi Eksibisionis. Sedangkan saya sendiri sebagai
suaminya menjadi kesulitan untuk memuaskan hasrat istriku karena
ternyata aksi eksibisionis istriku membuat ejakulasiku menjadi sangat
dini, hasrat-hasrat sebagai suami terlepaskan seketika menjadi sang
pengintip istri yang melakukan aksinya.
Pada Part 5 ini, saya ingin menceritakan kisah yang kami alami
sekitar bulan July 2006. Perlu saya jelaskan bahwa kisah kali ini dapat
dikatakan ‘terlalu dibesar-besarkan’ karena request dari beberapa
penggemar di YM saya yang ingin melihat aksi ‘special’ lebih liar lagi
dari istriku, Yola. Walaupun kisah di part 5 ini tidak sepenuhnya benar
tetapi sekiranya 40-50% dari cerita Part 5 dari segi cara, sebagian
tehnik bercinta, tokoh-tokoh pria, maupun lokasi kejadian, serta
sebagian kata-kata liar adalah benar sesuai dengan kejadian nyata dan
dapat di sangsikan kebenarannya. Tetapi, tehknik pelecehan, kata-kata
kotor yang berlebihan, kata-kata melecehkan suami (saya sendiri), serta
ke-kotoran semua hal yang dilakukan oleh tokoh-tokoh pria kepada istri
saya, Yola, adalah karangan dari Saya dan Raka. Karena seperti yang
sudah pernah saya katakan sebelumnya di part 1-4 Yola, istriku,
merupakan wanita terpandang di desa ini, wanita yang dikagumi oleh
beberapa mata keranjang di desa ini, sehingga mereka tidak akan berani
memperlakukan istriku secara hina / kasar, sebaliknya mereka menghargai
dan memperlakukan istriku dengan penuh perasaan, tetapi, diwarnai dengan
sedikit sekali kekasaran dan keliaran. Namun, agar cerita ini lebih
menarik dan seru, saya dan raka membuat kisah kali ini menjadi sangat
‘hot’ menurut kami. Saya dan raka memilih moment ini sebagai moment
special karena dapat saya katakan bahwa kisah istriku di-‘gagahi’ oleh
Pak Bayu adalah merupakan pengalaman seks terbaik istriku yang pernah
dia alami selama kami masih tinggal di desa ini. Ketika kami pindah ke
kota yang akan kami ceritakan di beberapa part ke depan, barulah ada
lagi pengalaman persetubuhan istriku dengan pria-pria yang mungkin lebih
hebat atau bahkan sama hebatnya dengan Pak Bayu. Perlu diketahui,
hingga kini, tahun 2012, Pak Bayu-lah yang masih rajin menyetubuhi
istriku. Dan, beginilah kisah special paling liar istriku, Yola, kali
ini.
================================================== =
Suatu ketika di hari sabtu siang, seperti biasa istriku, Yola sedang
membersihkan rumah di pagi hari. Saat itu waktu menunjukkan pukul 05.00
pagi. Istriku bangun pagi sekali di hari itu. Akupun terbangun karena
memang aku tidak betah jika istriku tidak berada di sampingku terutama
saat matahari mulai terlihat. Ketika istri saya terbangun seperti biasa
kami tidak mengenakan pakaian apapun ketika tidur. Istri saya beranjak
ke lemari dan mengambil daster miliknya lalu tanpa mengenakan daster
tersebut ia langsung beranjak keluar kamar. Saya pun terbangun seketika
Yola keluar kamar. Saya mendengar istri sedang berada di halaman
belakang. Seperti yang sudah pernah saya ceriterakan bahwa kamar mandi
kami berada di seberang jendela kamar tidur kami. Saya melihat mencuci
muka dan menggosok gigi di kamar mandi dengan telanjang bulat. Dasternya
digantung di samping kamar mandi tersebut. Setelah selesai kumur-kumur
dan gosok gigi. Istri saya lupa untuk mengambil handuknya karena mungkin
sedang dijemur. Lalu ia beranjak ke arah jemuran. Posisi jemuran ini
agak ke depan rumah, jika saja ada orang yang lewat di pagar rumah kami
maka dapat melihat jemuran kami berada di sisi kanan dari rumah kami.
Akan tetapi, dari posisi saya tidak dapat terlihat jelas istri saya yang
berada di jemuran itu. Saya melihat istri saya lama sekali tidak
kembali ke arah halaman belakang ada apa? sayapun mengambil sarung dan
beranjak keluar kamar untuk mengecek keberadaan istri saya. Sangat
terkaget-kaget saya melihat istri saya hanya mengenakan handuk yang
sangat tidak layak untuk menutupi seluruh tubhnya. Dada 34C milik
istriku seperti ingin mencuat keluar dijepit oleh handuk tersebut.
Sedangkan bagian bawah istriku akan mudah terlihat oleh siapa saja yang
berdiri di dekatnya atau menunduk sedikit saja. Saya melihat istri saya
sedang berdiri di dekat pagar dan bercakap-cakap dengan seseorang. Orang
itu ternyata adalah Pak Bayu. Jika kalian sudah membaca part
sebelumnya. Pak Bayu adalah salah seorang penjaga ronda malam bersama
Pak Mamat. Kepribadian Pak Bayu kurang sopan seperti Pak Yono. Iya juga
mata keranjang seperti Pak Yono sering sekali menggoda wanita baik tua
maupun muda, baik istri maupun single. Pak Bayu memiliki tubuh seperti
saya tidak terlalu gendut ataupun kurus. Tetapi Pak Bayu memiliki tangan
yang cukup kekar menurut saya. Dia berkulit lebih hitam dari Pak
Risman, ciri khas warna kulit jawa yang cukup hitam menurut saya.
Sedangkan saya dan istri saya tidak memiliki kulit sehitam itu. Saat itu
saya melihat istri saya bersandar di Pagar rumah kami sambil
berbincang-bincang dengan Pak Bayu. Entah sudah berapa lama mereka
berbincang karena saya baru saja keluar. Lalu, saya mencoba mengintip
dan mencari posisi yang agak pas untuk mendengar pembicaraan mereka.
Saat itu waktu menunjukkan pukul 05.15, langit masih sangat gelap.
Sepertinya Pak Bayu sedang ronda menjaga lingkungan.
Akhirnya saya mendapat posisi yang cukup baik untuk mendengar
percakapan mereka. Posisi itu adalah di samping rumah sebelah kiri (jika
anda ingat kejadian part 3, tentang istriku digumuli oleh Pak Yono dan
Pak Risman, di tempat itulah saya mengintip.). Saat itu, yang saya
dengar adalah kata-kata istri saya, “ahhh ya ga lah Pak… masa pagi-pagi
sih.” Saya belum mengerti apa arti pembicaraan itu. Lalu, Pak Bayu
berkata, “lalu, mengapa dik Yola kok tumben pagi-pagi lagi menjemur
pakaian? Biasanya saya ronda ga pernah lihat dik Yola menjemur pakaian,
kalau saya tahu dik Yola pagi-pagi menjemur pakaian, mah saya sudah
pasti mampir ke sini terus.” Istriku sambil cekikikan berkata, “ah ga
kok Pak tadi saya habis cuci muka aja kok terus lupa bawa handuk jadi
saya ambil handuk di jemuran. Saya mana tahu kalau Pak Bayu sedang
menjaga di depan.” Lalu, Pak Bayu sambil tertawa-tawa menjawab, “loh
cuci muka atau mandi sih? kok tidak memakai pakaian apapun?” Istriku
sedikit terbata-bata menjawab, “eh… anu… Pak iya… saya…” Tiba-tiba Pak
Bayu menimpali, “hayo…. abis dikasih jatah sama Mas Naryo yahhh… enak
dong pagi-pagi udah dapet jatah. Kalau saya punya istri secantik dik
Yola juga pasti tiap pagi saya genjot hehe…” Istriku sambil bernada
sebal malah menjawab, “eh bukan Pak! Mas Naryo mah boro-boro deh
pagi-pagi jatah, jam segini masih ngorok palingan.” Lalu, Pak Bayu
mengkerutkan dahi sambil bertanya lagi, “loh? bangunin aja dong masa
punya istri secantik ini disia-siakan? Kalau ga mau bangun bangunin aja
bagian tertentu dik hehe…” Istriku sambil bernada manja menjawab, “ihhh…
bangunin apa tuhhhh Pak… pagi-pagi hayoo omongannya…” Pak Bayu seperti
mendapat lampu hijau menjadi semakin berpikir kotor, ditambah lagi
istriku yang hanya berbalut handuk berkata, “yah abis… Pagi-pagi saya
sudah melihat dik Yola telanjang gimana ga pusing yah? Masa mas naryo ga
bangun kalau lihat dik Yola seperti ini?” Saya melihat Pak Bayu sambil
berkata seperti itu dia mengarahkan tangannya ke arah celananya seperti
membetulkan celana dalamnya. Mungkin senjatanya sudah mengeras. Saya
sendiri spontan, senjata saya sudah keras di balik sarung milik saya.
Istriku seperti tertawa girang sekali sambil menutupi mulutnya melihat
kejadian itu. Lalu, Pak Bayu berkata lagi, “loh!? kok malah ketawa sih
senang yang menyiksa ‘adik kecil saya’ di dalam sini?” Sambil menunjuk
ke arah selangkangannya sendiri. Istriku malah semakin tertawa tertahan
dengan mulutnya, “ngik…ngikik…. hihi…. ngikk…. hihi…. abis… abissss Pak
Bayu lucu hihi…. dik Yola kan ga ngapa-ngapai Pak, si adik yang
ber-‘unjuk rasa’ sendiri kok yeee….” Pak Bayu tersenyum girang berkata,
“Yah dik Yola, adik siapa yang ga ber-unjuk rasa melihat dik Yola sih?”
Istriku tertawa cekikikan lagi, sambil berusaha berkata-kata,
“ngikik….hihi… Adiknya Mas Nar dong!” Pak Bayu bertampang sok prihatin
berkata, “ha!? masa sih mas nar ga bereaksi melihat dik Yola seperti
ini?” Istrku berkata lagi, “ihh… tanya aja kalau ga percaya mau
telanjang jg udah ga membesar lagi tuh itunya. Apalagi cuma begini Pak….
boro-boro dehhh dilihat juga gak.” Pak Bayu dengan bahagia menjawab,
“wahh sayang yah punya istri seksi gini di sia-sia in. Saya mah tadi
kalau melihat dik Yola lebih lama lagi bisa banjir ga karuan deh.”
Istriku tertawa semakin cekikikan sambil berkata, “banjirrr? ujan kali!”
Pak Bayu terus berusaha menggoda istri saya yang berdiri di pagar hanya
mengenakan handuk saja, “ehh, beneran loh dik. Kamu sih pagi-pagi udah
bikin pusing aja.” Istriku menjawab sambil tetap tertawa,”yah maaf deh
Pak, saya kan ga lihat ada Pak Bayu di situ. Lagian, matanya ganjen uda
tau[ ada cewe telanjang udah lari aja. ini malah di panggil! huh!” Pak
Bayu semakin bahagia berkata, “yah… namanya juga rezeki masa dilewatin
toh! emang dik Yola ga takut diperkosa pagi-pagi seperti itu? Daerah
sini kan banyak malingnya dik.” Istriku menjawab, “ah siapa yang mau sih
sama yola, udah gak seperti waktu muda dulu masih sekel. Lagian kalau
sampai diperkosa Pak Bayu yang dijitak masa uda jaga ronda masih ada
maling hayo!” Saat itu waktu menunjukkan pukul 05.30, keadaan masih
sangat sepi. Pak Bayu terlihat masih berusaha mrnggoda istri saya, “Mas
Nar sekarang masih bobo dik?” Istriku menjawab, “iya Pak kenapa? ada
perlu? saya bangunin kalau ada perlu? mau masuk dulu?” Pak Bayu
berkata,”boleh saja.”
Lalu, istriku mengambil kunci dan membuka Pagar mempersilahkan Pak
Bayu duduk di teras, “bapak mau minum apa? saya bangunin mas naryo dulu
yah.” Saya pun bersiap-siap lari ke dalam tetapi malah pak bayu berkata,
“ehh jangan… saya perlunya cuma sama dik Yola kok. hehe…” Istriku
bingung saya juga bingung, “anu dik… boleh ga aku liat kamu lagi kayak
tadi waktu jemur?” Lalu, senjata saya sekejap mendadak keras, istriku
menjawab, “ya ampun mas aneh-aneh aja ya ga bolehhhh lahhh!!! Kalau mas
Naryo bangun bisa gawat!” Pak Bayu memelas, “aduh dik sebentarr saja!
yah… dulu kan dik Yola juga pernah telanjang di depan kita-kita masa
lupa. jadi apa salahnya sekali lagi kan?” Istriku berusaha mengelak, “ga
ah mas… saya buatin kopi dulu yah” Sambil beranjak ke dalam rumah
sayapun berusaha berpindah posisi mengintip ke arah dapur. Saya melihat
di dapur istri saya membuat kopi, seselesainya kopi itu, ia membuka
handuknya dan membalutkannya lagi ke tubuhnya saya tidak begitu mengerti
apakah ia membetukkan handuknya saja atau apa. Lalu, sambil membawa
kopi, istriku berjalan keluar sambil berjongkok dan meletakkan kopi…
terlepaslah sudah handuk itu dari tubuhnya sreetttt…. jatuh ke tanah.
Pak Bayu terbelalak matanya, dengan spontan saya mengocok senjata saya.
Saya langsung berpikir apakah tadi di dapur tadi ia mengendurkan
handuknya? ataukah hanya kebetulan? saya tidak mengerti lagi. Lalu,
istriku meletakkan kopi sambil berkata, “ehhh maafff Pak.” Pak Bayu yang
terpana ke arah dada istriku tidak melepaskan pandangannya sedikitpun
ia berkata, “Wowww!! Indahnya dik tubuhmu.” Lalu istriku sambil masih
berjongkok berusaha menutupi dadanya dengan tangan kirinya, sedangkan
tangan kanannya berusaha menggapai handuk dibelakangnya tetapi
sepertinya terinjak oleh kaki kirinya, ia berusaha menarik handuk
tersebut sambil melihat ke arah Pak Bayu dengan sedikit sebal karena
pandangan Pak Bayu yang menusuk ke arah tubuh telanjangnya yang tak
kunjung berhenti. Ketika berusaha menggapai dan menarik handuknya itu,
istri saya malah terjatuh terjuntai di lantai. Dengan bertopsng pada
kedua sikunya serta paha kanan di angkat menahan untuk berpijak, ia
kesakitan. Posisi ini seperti pose seorang foto model porno saja menurut
“teman saya raka”. Sekiranya itu, Pak Bayu membantu mengangkat tubuh
telanjang istri saya dengan kedua tangannya di bawanya ke ruang tengah
sambil berpura-pura prihatin atas apa yang telah terjadi. Pak Bayu
berkata, “kamu gak apa-apa dik?” Istriku mengaduh sambil melihat siku
tangannya yang kesakitan, “aduhhh… i…iya gpp Pak…” Pak Bayu terdiam
cukup lama mengamati tubuh telanjang istriku. Istriku berkata kepada Pak
Bayu, “ih udah ah jgn dilihatin terus dongg! nyebelin…” Pak Bayu
berkata sambil tertawa, “hehe.. maaf dik abis kapan lagi bisa lihat kamu
begini.” Istriku menggerutu lagi, “Pak… tolong handuk saya dong… nanti
Mas Nar keburu bangun.” Saya sangat terbawa suasana di sini mengocok
dengan cukup cepat. Lalu, saya melihat Pak Bayu beranjak mundur sambil
terus mengamati tubuh telanjang istriku ke arah depan, ia mengambil
handuk di depan dan menghirup aroma istriku yang tertempel di handuk
itu. Aku merasa bapak ini sangat aneh melakukan bisa hal seperti itu,
karena menurut saya bau istri saya biasa saja kalau pagi-pagi tidak
wangi. Lalu, Pak Bayu sambil terus menghisap aroma dari handuk itu ia
mengeluarkan senjatanya dari celananya. Dan mengocoknya secara perlahan,
sambil terus menghirup aroma istri saya dari handuk itu ia menutup
mukanya dengan handuk itu.
Mata saya tertuju kepada istri saya yang ternyata ia berjalan ke arah
teras mencari pak bayu yang terkaget-kaget ia melihat senjata pak bayu
hitam kecoklatan dan besar. Istri saya betul-betul terpana melihat aksi
Pak Bayu yang tidak ia duga-duga ini. Ia sangat terharu kagum senang
terpancar dari wajahnya. Wajah istri sayapun terlihat memerah padam
karena malu. Namun sepertinya karena Pak Bayu sengaja menutupi mukanya
dengan handuk istriku, Pak Bayu tidak menyadari bahwa istriku berada di
sebelahnya. Saya berpikir istri akan menegur atau meninggalkan Pak Bayu
tetapi yang tidak di sangka-sangka, istri malah mengambil posisi
mengintip sambil memegangi dadanya sendiri. Memilin dadanya sendiri,
memejamkan mata dan melihat lagi ke arah senjata Pak Bayu yang masih
dikocok terus oleh Pak Bayu. Waktu menunjukkan pukul 06.00, jalanan
sudah mulai agak terang. Istri saya terus memilin dadanya sambil terus
mengawasi Pak Bayu takut Pak Bayu sadar. Tak lama setelah itu istri saya
mengangkat satu kakinya ke atas kursi di dekat dia mengintip dan
memasukkan jarinya ke arah selangkangannya. Sambil berusaha menahan
nikmat istriku menggigit jari bawahnya. Lalu, dengan terus berusaha
menggapai orgasme baik istriku maupun pak bayu mempercepat kocokan
mereka masing-masing. Istriku benar-benar dilanda nafsu, ia memilin dan
menarik putingnya semakin cepat dan keras. Istriku memejamkan matanya
mendongak ke atas sambil sedikit melenguh tertahan, “uhhhh…..” Lalu,
istriku kaget dengan lenguhannya sendiri dan menghentikan perbuatannya
itu semua sambil melihat tajam ke arah sekitar dan pak bayu. Takut-takut
pak bayu mendengar lenguhan barusan. Setelah merasa aman, istriku malah
berjalan ke kursi sebelah pak bayu, ia memilin putingnya sendiri secara
perlahan sambil melihat keadaan sekitar dan ia hampir saja melihat saya
yang sedang mengintip dari samping rumah. Kocokan sayapun terhenti dan
berusaha mengumpet sambil menenangkan diri bahwa saya tidak ketahuan.
Dan, sepertinya memang tidak ketahuan karena saya melihat istri saya
mencoba maju lebih dekat lagi ke arah pak bayu sambil terus meremas
dadanya sesekali istri saya berlari ke arah dalam ketika ia melihat pak
bayu ingin bergerak. Sepertinya istri saya memang benar-benar dilanda
nafsu walaupun mungkin ia sangat ingin bersetubuh dengan pak bayu tetapi
sepertinya ia masih terus berusaha menjaga harga dirinya dengan hanya
memuaskan dirinya sendiri di samping pak bayu. Namun, sampai kini belum
ada tanda tanda pak bayu maupun istriku akan orgasm. Pak bayu melenguh,
“oh yolaa… aku inginnn…” Istriku mendengar itu, ia langsung buru-buru
lari ke dalam ngumpet takut pak bayu sadar, tetapi ternyata pak bayu
memang masih di samudra nafsu jadi tidak perduli dengan keadaan sekitar.
Namun kulihat di tangan istriku mengkilat-kilat sepertinya istriku juga
sudah basah tidak karuan. Istriku mencoba mennyolokkan jarinya ke arah
selangkangannya sambil terus memilin dan meremas dadanya sendiri.
Bulu-bulu kemaluan istriku terlihat basah karena cairan cintanya,
sedikit berwarna mengkilap. Lalu, istriku di ambang nafsu lagi, ia
kelihat ke arah kemaluan pak bayu yang hitam kecoklatan serta keras
seprti kayu dengan sayu, terlihag pandangan memelas ala yola ingin
dimasukkan dan dipuaskan oleh senjata itu. Tetapi istriku mengurungkan
nafsunya. Lalu saya melihat istri saya juga sudah dilanda nafsu membara
dengan memejamkan matanya terus menengadah ke atas sambil melenguh yang
tak tertahan lagi, “uuuhhh….. ssshhhh….” Sambil terus memejamkan mata
dan mempercepat kocokan tangannya.
Ternyata lenguhan istriku kali ini terlalu keras!!! Pak Bayu tersadar
ia membuka handuknya dan menengok ke belakang melihat bidadari cantik
sedang mengobok-ngobok kemaluannya sendiri. Mata Pak Bayu benar-benar
terbelalak tidak ingin mengedipkan mata lagi. Iya benar-benar terpana
melihat istri saya seperti itu. Namun pak bayu dengan sigap berjongkok
di bawah selangkangan istri saya dan berusaha menjilatnya. Namun, yang
tak kuduga-duga adalah tangan istri saya yang penuh cairan cinta itu
malah menggapai rambut pak bayu dan menekannya lebih dalam ke arah
selangkangannya sambil mendesah, “masss……” Pak Bayu masih asik dibawah
istri saya menjilat dan mencolokkan lidahnya. Lalu Pak Bayu mulai
mengangkat tangannya dan berusaha menggapai dada istri saya tetapi
karena posisinya di bawah ia tidak melihat posisi dada tepatnya di mana.
Malah ia menggapai perut istri saya, namun istri saya menangkap tangan
pak bayu dan mengarahkannya ke dada kirinya. Mengizinkan pak bayu
meremas dan memilinnya lebih leluasa. Istriku sambil mendorong terus
wajah pak bayu ke arah selangkangannya ia menjilat tangan kanannya
sendiri menhisap-hisap jarinya yang tadi penuh cairan cinta ia yang
sudah agak kering. Lalu memberikan jarinya yang basah karena air liurnya
itu ke arah lidah pak bayu yang sibuk menjilati vagina istri saya. Ini
benar-benar sensasi baru yang saya lihat selama ini istri saya tidak
pernah seperti itu terhadap saya. Lalu, ia melakukannya lagi mencolokkan
jari nya ke vaginanya sendiri, menjilat cairannya itu di bibir
seksinya, dan memberikannya lagi kepada pak bayu untuk dijilatnya. Hal
ini dilakukan berulang-ulang cukup lama dan terlihat sangat menyenangkan
bagi pak bayu. Saya sendiri tidak tahan melihat hal baru ini, dan
sayapun mencapai ejakulasi pertama saya. Ohh… nikmat sekalii…. Darahku
benar-benar brdesir kencang menyaksikan istriku semakin liar. Malah aku
merasa sangat bangga melihat hal ini. Entah aku gila atau tidak tetapi
ini benar-benar ejakulasi yang hebat menurut saya. Lalu, istriku pun
nampak segera mengalami orgasmnya. Pak Bayu semakin ditekan kuat ke arah
selangkangannya. Jari-jari istriku mulai memilin dada kanannya sendiri.
“ohhhhh….. massssss……. keluarrrrrrrrrr…….”, istriku melenguh panjang
dan keras sekali. Sepertinya ia tidak perduli lagi apakah saya akan
terbangun. Nampak istriku seperti ingin terjatuh lemas tetapi ia
bertumpu pada kedua bahu pak bayu sambil terengah-engah, “hehhh…
hehhhh…. ufhhhh….” Sambil mata dan kepalanya ditundukkan ke arah kanan
ia malu melihat mata pak bayu karena mukanya merah padam. Namun pak bayu
berdiri memalingkan wajah istri saya ke arah wajahnya memandangnya
dengan penuh arti tanpa berkata apapun.
Cukup lama mereka berpandangan. Lalu, pak bayu mulai mencium istri
saya mengulum mulutnya menhisap lidahnya. Mereka berpangutan seperti
sepasang kekasih dengan senjata pak bayu mengatung keras sedangkan istri
sudah telanjang bulat berpeluh keringat. Istri saya mengalungkan
tangannya ke bahu pak bayu mereka berpangutan. Sepertinya istri saya
sudah tidak sabar lagi, istri saya menarik dan menuntun pak bayu untuk
merebahkan istri saya di kursi panjang di ruang tamu itu. Lalu, ketika
istri saya sudah terbaring pasrah di atas kursi kayu itu. Pak Bayu
melepaskan lingkaran tangan istri saya dan memelorotkan celana panjang
serta celana dalamnya sendiri di depan istri saya. Namun, istri saya
yang benar-benar di lautan nafsu membara tidak dapat tinggal diam saja
menunggu Pak Bayu melepaskan seluruh pakaiannya. Istri saya menghisap
sendiri jemari tangannya yang kecil itu, dan memasukkan jarinya kembali
ke arah vaginanya sambil memasahi pinggiran vaginanya dengan air
liurnya. Sedangkan tangan kirinya, meremas dan memilin payudaranya
sendiri sambil menggeliat-geliat dan melenguh, “sshhh… sshhh…” Mata
istri saya menatap sayu ke arah Pak Bayu serta senjata Pak Bayu yang
terlihat sangat keras dan besar seperti balok kayu hitam. Kini
terlihatlah dua insan yang ingin menggarap lautan birahi telanjang bulat
bersama di ruang tamu. Pak Bayu tersenyum penuh kemenangan melihat
istri saya dalam posisi seperti itu. Pak Bayu pun tidak menyia-nyiakan
kesempatan ini, ia memposisikan dirinya di tengah-tengah selangkangan
istri saya. Ketika Pak Bayu menaiki kursi kayu tersebut, kursi kayu itu
berbunyi keras seperti mengereyot (jika kalian tahu kursi kayu yang
terbuat dari bambu). Tetapi, nampaknya mereka berdua sudah tidak perduli
lagi suara apa yang akan ditimbulkan di atas kursi cinta tersebut.
Dengan perlahan namun pasti, karena liang kewanitaan istri saya sudah
basah sekali bercampur antara peluh keringat, cairan cinta, air liur pak
bayu serta air liur yola sendiri. Dengan mudah, istri saya menggenggam
senjata Pak Bayu dan mengarahkannya ke selangkangannya sendiri. Bless…
Tanpa kesulitan sepertinya senjata itu sudah masuk seluruhnya, dan
bersamaan dengan itu istri saya terpekik kaget dan menengadahkan
kepalanya ke atas sambil berteriak kecil, “aahhwwwww…. oougghhh…. gee…
aaa… matt…” Seperti itu kira-kira yang aku dengar dari racauan istriku.
Pak Bayu nampak tersenyum bahagia sepanjang persetubuhan ini, bagaimana
tidak, istriku sang bidadari desa ini, wanita yang dikagumi di desa ini,
wanita periang yang memiliki banyak teman serta penggemar, berada di
bawah sejatanya, sedang berusaha meraih kenikmatan dari senjatanya, dan
sepertinya Pak Bayu merasa menang sekali karena istri saya memuji
‘kegagahan senjatanya’. “Paaaakkkkk… Baaa… yuuuu… sshhh… see..saakkk…
oughhh gi… laaa…”, begitu sekiranya racauan istriku pada saat itu. Pak
Bayu tertawa dan mengatakan, “dik Yola, kamu wanita idamanku sejak dulu.
Aku tidak menyangka bisa mendapatkanmu seperti ini. Izinkan aku
memuaskan kamu selama suami mu tidak mampu memuaskanmu.” Istriku menatap
sayu kepada Pak Bayu dan mengangguk kecil sebagai tanda setuju atas
perkataan Pak Bayu. Aku, sebagai suami, hancur hatinya cemburu sudah
sangat membara. Ingin sekali aku membunuh Pak Bayu dan menampar istriku.
Tetapi, memang nafsu manusia tidak dapat dibohongi, senjataku sudah
kembali membesar lagi dan siap untuk onani di ronde berikutnya. Akupun
memutuskan untuk mendekat ke arah mereka, agar dapat lebih jelas
mendengarkan istriku yang sedang digumuli oleh Pak Bayu, lelaki yang
tidak tahu diri menggoda istri orang dan memanfaatkan kelemahan seksual
suaminya.
Saat itu, ramai sekali suara yang ditimbulkan oleh kursi kayu bambu
panjang itu, “ngekkk… ngekkk… ngekkk… duk… duk…” Terdengar sangat keras
sekali ke seluruh rumah. Saya tidak tahu apakah mereka menyadarinya
bahwa suara itu dapat saja membangunkan aku yang sedang tidur. Ditambah
lagi racauan istriku, “ohhh… ssshhh… ehmmm…. yahhh… yahh… masss….
terusssss….”. Racauan itu terdengar semakin keras, karena Pak Bayu
sepertinya mempercepat irama sodokan senjatanya. “gii… laaa…. masss….
oooogghhh… aku… akuuuu… puasskannn…” terdengar bersamaan dengan suara
kursi bambu itu, “ngekkk… duk… ngeekkk… dukk… ngekkk… ngekk…” Yang
semakin keras saya yakin sekali suara seperti ini sudah pasti dapat
membangunkan saya jika saya benar-benar dalam keadaan tertidur. Namun,
mereka nampak sangat tidak perduli dengan suara-suara yang mereka
timbulkan itu. Mereka semakin mempercepat irama permainan mereka,
semakin intens istriku meracau. Pak Bayu bertanya pertama kalinya kepada
istri saya, “dik…. di manaaa… keluarrr…” Istriku masih meracau keenakan
sambil terus memilin dan menarik puting susunya sendiri. Sekali lagi,
Pak Bayu bertanya berusaha menyadarkan istri saya karena sepertinya ia
akan mencapai klimaksnya, “dik Yolaaa… ohh… aku… keluarr.. di … mana??”
Istriku tersadar dan berusaha menjawab, “sshhh… di… luu… arrr… a…ku…
su…. burr… ohhh massss enakkkk sekaliiiii….” Tetapi kata-kata dan
perbuatan sangatlah bertolak belakang, karena saya melihat ketika pak
bayu sudah mendekati klimaksnya iya mencoba mencabut senjatanya dari
istri saya namun, tak diduga-duga, kaki istri saya yang melingkari badan
pak bayu menekan dan menahan pak bayu. Karena mungkin istri saya juga
akan segera keluar jika dicabut akan sangat tanggung. Maka, karena pak
bayu tidak terbendung lagi, tumpah lah sudah lahar panas itu di dalam
rahim istriku. Dan, istrikupun melenguh keras sekali sambil menekan
pantat pak bayu untuk dihujam lebih dalam lagi bagaikan istri yang
mengharapkan untuk dihamili, “ooouuugggghhhhhh…. ngeeeekkkk…..
ngehhhhh…. sssssshhhhh….” Pak Bayu pun meracau, “OHHH…. MANTAPPP!” Lalu,
tubuh pak bayu menindih tubuh istri saya yang penuh keringat, keringat
mereka bersatu di dada mereka, cairan cinta mereka bersatu di dalam
rahim istriku. Tubuh mereka bertumpuk dengan warna kulit yang kontras
sekali perbedaannya, istriku sawo matang lebih cerah ke arah putih
terawat, sedangkan pak bayu berwarna hitam kecoklatan. Saat melihat
mereka seperti itu aku benar-benar sangat bernafsu dan langsung mencapai
ejakulasiku yang kedua kalinya. Ohhh… gilaaaa… nikmat sekali
pemandangan ini. Istriku yang periang dan cantik itu, memiliki tubuh
yang cukup menarik, sedang ditiban oleh lelaki yang bukan suaminya,
berwarna kulit yang cukup ekstrim yakni hitam kecoklatan. Terlebih lagi,
senjata pak bayu yang cukup besar berwarna coklat kehitaman melebihi
milik saya dan pak risman. Tidak heran kalau istri saya benar-benar
terkulai lemas karena ia mencapai dua kali orgasm pagi ini.
Saat ini, waktu menunjukkan pukul 08.30 PAGI. Berarti sudah hampir
2.5 jam istriku digauli oleh pak bayu. Setelah saya ejakulasi dan
membersihkan tangan saya dengan sarung saya. Saya mengintip lagi
keberadaan mereka, tetapi yang saya lihat adalah mereka masih dalam
posisi seperti itu bertumpukan dengan kemaluan masih bersenggama dan
berpelukan tidak bergerak sama sekali. Apakah mereka tertidur?!? yang
benar saja??? Namun hingga kini waktu menunjukkan pukul 09.00 tidak ada
tanda-tanda pergerakan dari mereka. Namun, saya melihat pak bayu
bergeser tidur di sebelah istri saya sambil terus memeluk istri saya,
yang ternyata ISTRI SAYA BENAR-BENAR TERTIDUR LEMAS! Saya tidak dapat
keluar kamar hingga kini. Saya benar-benar tidak betah dengan keadaan
ini. Saya berusaha untuk bersabar menunggu. Sayapun tertidur sejenak di
ranjang. Sekiranya saya terbangun karena ada suara pintu kamar saya
dibuka, saya melirik dan ternyata itu adalah pak bayu masih dalam
keadaan telanjang bulat. Setelah memastikan bahwa saya masih tidur.
Waktu menunjukkan pukul 12.00 SIANG. Wah saya ketidurannn!!! Sayapun
cepat-cepat mengambil posisi mengintip untuk mencari istri saya di ruang
tamu. Dan ternyata, tak diduga duga saya melihat istri saya masih tidur
pulas. Pak Bayu mengamati istri saya yang masih tertidur pulas itu. Ia
memandanginya terus sambil menyalakan sebatang rokok. Sekiranya pukul
12.45 istriku terbangun dan tersentak kaget setelah melihat jam. Istriku
melihat ke arah pak bayu yang masih telanjang bulat berkata, “mas
naryo?” Pak Bayu sambil menghisap rokok tersenyum dan berkata, “tidak
apa-apa.” Entah apa yang ditangkap oleh istri saya, namun istri saya
berusaha bangkit berdiri sambil mengucek-ngucek matanya. Istri saya
berjalan ke arah kamar saya mengintip namun, ditarik oleh pak bayu dan
ditunggingkan di depan kamar sekiranya 2 meter jauhnya dari pintu kamar.
Dengan bertumpupada televisi yang ada di ruang tengah, istri saya
menungging sambil berkata, “eeehhhh….. mass” Lalu tiba-tiba senjata pak
bayu digesek-gesekkan di vagina istri saya itu. Istri saya merasa
keenakan lagi, “duhhh….” Lalu terlihat tangan istri saya ingin menggapai
pintu kamar sayapun buru-buru lari untuk tidur di ranjang. Sambil
sedikit membuka mata saya melihat pintu kamar dibuka, dan terlihatlah
istri saya sedang menungging dan pak bayu di belakangnya sedang
menyodok-nyodok rahim istri saya. Namun sepertinya gagang pintu itu
berjalan terlalu jauh sehingga istri saya sulit menggapai gagang itu
untuk menutupnya lagi. Namun, sodokan pak bayu semakin cepat, istriku
melenguh kecil sekali, “uggghhhh….” Karena takut saya terbangun. Lalu,
tangan istri saya terlihat memilin putingnya sendiri meremasnya
menariknya oghh sial senjata saya membesar di balik sarung wah bisa
gawat ini. Namun, pak bayu menyadari bahwa senjata saya membesar ia
berbisik agak kencang kepada istri saya, “dik yola, lihat suamimu
membesar, apa dia sedang mimpi istrinya disetubuhi sama orang lain yah?
hahahaha” Istriku menengok ke belakang sambil melotot tanda sebal.
Namun, nafsu istriku sudah mulai kembali ia mulai meracau, “oughhh….
ssshhhn… masss tutupin pintuuuu….”
Pak Bayu terlihat senang dan tidak ingin menutup pintu sama sekali.
Istriku meracau lagi, “ohhhh yaaaaaa terusssss masss…… sssshhhh” Pak
Bayu malah mencabut senjatanya, dan menggandeng istriku ke tepi ranjang
di sisi kaki ku. Istriku diam saja walaupun terlihat sedikit menolak.
Mungkin karena sudah tidak sabar ingin digagahi lagi oleh pak bayu
istriku langsung saja menungging dengan tangan bertumpu di tepi ranjang
di bawah kakiku. Sodokan demi sodokan diterima oleh istri saya dengan
nikmat. Saya tidak dapat melihat jelas karena saya harus benar-benar
berpura-pura tidur. Namun, yang tak kuduga-duga pak bayu mempercepat
irama hujaman senjatanya. Istri sayapun bergoyang kencang sehingga
ranjangku bergetar. Sepertinya istriku sadar bahwa ranjang itu bergetar
ia melepaskan tangannya dari ranjang. Dan menggandeng pak bayu keluar
kamar sambil menutupnya. Akupun bangun dan mencoba mengintip keberadaan
mereka istriku menggandeng pak bayu ke dapur. Di situ ada meja yang
terbuat dari tembok istriku mengangkang di situ. Tanpa menunggu lama pak
bayu memasukkan senjatanya dan mencium bibir seksi istri saya. Mereka
berpangutan, bertukar ludah, menghisap lidah. Istriku meracau “ohhhhhh
massss….. lagi….lagi…..” Sekiranya waktu sudah menunjukkan pukul 13.30
belum ada tanda-tanda dari pak bayu ingin menyudahi permainan ini.
Istriku sepertinya sudah benar-benar dilanda nafsu. Ia menggeliat-geliat
menerima sodokan pak bayu meracau tidak karuan. Istriku terlihat ingin
mencapai klimaksnya tetapi, pak bayu mencabut lagi senjatanya. Istriku
berteriak keras sekali, “MASSSSSHHHHH….. ayooo donggggg….. ahhh….!!” Pak
Bayu malah berjalan meninggalkan istri saya, ia berjalan ke arah ruang
tengah di situ ada kasur kecil untuk tidur-tiduran ketika nonton
televisi. Pak Bayu berbaring di sana, tanpa menunggu untuk di suruh lagi
istriku mengangkangi senjata pak bayu sambil berkata, “mass puasin
yahhh….” Pak Bayu hanya tersenyum dan mengangguk. Istriku menuntun
senjata pak bayu memasuki rahimnya lagi. Istriku tanpa berlama-lama
lagi, ia menarik meremas dan memilin putingnya sendiri, sedangkan pak
bayu hanya tersenyum melihat istri saya menjadi liar di atas
kemaluannya. Namun, racauan istriku menjadi semakin keras, “ohhhh
masss…. baaaa….yuuu…. akuuu….. haaa….usss….” Istriku langsung mencium
mulut Pak Bayu, yang mungkin tadi berbau rokok istriku menciumnya
mengulumnya meludahinya. Istriku bangkit lagi memejamkan matanya
menengadah ke atas sambil meracau, “gi…laaaa…. mass… bayu…. pria….
terhebaattt…. ga….gah…i…. aku…. ohhh masss gagahi akuuuu… aku digagahi
mas bayuuu…. mas naryooo mas bayuuuu….. gagahi… AKKUUUUUUU…..” Istriku
berteriak sekeras-kerasnya. Dan terjuntai di atas tubuh pak bayu. Waktu
menunjukkan pukul 15.00 sore.
Gila… kejadian ini sudah terjadi hampir 10 jam walau diselingi dengan
istirahat cukup lama tadi. Akupun berusaha beronani lagi. Istriku
benar-benar lupa siapa dirinya. Lalu, Istriku yang masih terkulai lemas
itu dibaringkan oleh pak bayu ke lantai. Dan pak bayu mengambil posisi
untuk menghujamkan senjatanya lagi. Istriku tidak dibiarkan istrirahat,
pak bayu menggenjot istriku kembali. Nampak pandangan istriku kosong
mungkin karena sudah terlalu capai tidak mampu berkata-kata lagi iya
sudah mengalami 3-4 orgasm saya tidak tahu lagi. Pak bayu mengulum
puting istri saya menyedot meremas dengan kasar puting istri saya. Istri
saya hanya dapat menatap pasrah kepada mas bayu dan terkadang istri
saya memandang ke arah kamar saya mengintip mungkin ada perasaan
bersalah dalam dirinya. Sekiranya 30-45 menit kemudian pak bayu
menggendong tubuh lemas istri saya ke meja dapur. Dilakukan lagi hal
yang serupa seperti diruang tengah tadi. Istri saya benar-benar hanya
diam saja diperlakukan seperti itu, sesekali ia memejamkan mata dan
mendesis, “ssshhhh….” Tetapi sudah tidak ada racauan apapun lagi. Pak
bayu mencium bibir istri saya meludahi mulut istri saya meremas dadanya
meludahi dada istri saya yang bercampur keringat. Mengulum memilin
meremas ohhn gila istri saya oh istri sayaaa benar benar berengsek kamu
bayuuuuu…. sayapun keluar onani yang ketiga kalinya. Waktu menunjukkan
pukul 16.30, dan untuk terakhir kalinya istri saya di angkat lagi oleh
pak bayu, di bawanya ke ruang tamu depan di mana kursi bambu itu berada,
disitu istri saya digenjot sekencang-kencangnya oleh bayu ditarik
putingnya sekencang-kencangnya sehingga istri saya terpekik, “awwwww….
sakit” Pak Bayu diam saja melihat itu, lalu pak bayu malah menambah
dengan menggigit bagian atas dada istri saya. Istri saya terpekik lagi,
“aduhhhh…. mass…” Nampak, bagi bayu itu bukan sebuah penolakan lalu bayu
mencoba menggigit lagi dada atas sisi satunya. Istri saya terpekik
lagi, “Ahhhhhh…. ssshhh….” Sepertinya pak bayu berhasil membangkitkan
libido istri saya dengan perlakuan kasar itu. Lalu, pak bayu semakin
menjadi-jadi ia menarik kedua puting istri saya ke arah berlawanan
dengan keras sekali. Istriku berteriak, “Masss sakitttt….” Sambil
terdengar bunyi-bunyian kursi bambu berisik itu, istriku mendesah dan
meracau, “hmphmmm masss …. enakkkk….” Sepertinya taktik baru pak bayu
tengah berhasil membuat istriku bangkit libidonya. Lalu pak bayu memutar
posisi istriku bertumpu pada kursi bambu itu, sambil memukul pantat
istriku, “plakkk” istriku terpekik lagi, “awwwww…..” Pak bayu sambil
menyodok senjatanya dari belakang pak bayu memukul sisi pantat sebelah
kanan istriku dengan keras sekali, “PLAKKK!” Istriku berteriakkk,
“sakittttt….” Namun, pak bayu tidak juga menghentikan aksinya, ia
menampar lagi sisi yang satunya, “PLAKKK!” Istriku meracau, “ampuunnnn….
masss….. ssshhhh….” Lalu, lagi-lagi pak bayu melemparkan tamparannya,
“plakkk…” Ternyata kali ini istriku meracau, “ahhhhh… lagiii….”
Plakkkk…. “lagiiii…..” PLAkkkk…. “terussss….” PLAKKK!! terdengar semakin
keras… “AHHH…. SAKIT!!! ENNAAKKK! MASS BAYUUUUUUU LAGIIIIIIIIII!!!”
Istriku berteriak keras sekali hingga terdengar ke seluruh rumah bahkan
mungkin jika ada orang di jalanan depan rumah akan mendengarnya. Lalu,
pak bayu melanjutkan tamparannya ke sisi pantat satunya, “PLAKKK!!!”
Istriku berteriak lagi, “GILAAA SAAKITTTT TAUUUU ENAKKKK…. MASSS
BAYUUUUU HEBATTTTT!!” Plakkkk “AHHH” Plakkk “MAS BAYU!!! JAHAT!!” Plakkk
“AHhHHH… AMPUN!!” Aku melihat mas bayu menggigit punggung istri saya
dengan cukup kencang, “Awwwww…..” Plakkkk tamparan dilemparkan lagi,
istri saya semakin berteriak, “MASSSSSSSSSSSSSSSS ENAKKKKKKKKKKKK….
SAKITTTT….” Plaakkkk…. “MAS NARYOOOOOO!! TOLOOONGGG ISTRIMU DISIKSAAAA…
TAPI… TAPIII…. ENAAKKK MASSS….” Pak Bayu terlihat menghentikan aksi
tamparan itu, tetapi istri saya malah berteriak, “LAGIII….!!!”
Plaakkkkk…. “AAAHhHHH….” Plakkkkk “SAKITTTT….” Plaakkkkk “LAGI….”
Plakkkk plakkk plakkkk plakkk plakkkkk berulang ulang dan sangat kasar
dilakukan oleh mas bayu, istriku berteriak, “MAS BAYUUUU ….. AKU….
SUKAAAAA….. YOLAAAA…. YOOLAAAA PUASSSSSS…. YOLA KELUARRRRRR…… LAGIIII
MASSSS LAGIIII….” Plaakkkk “KELUARRRR….” Nampak istriku mencapai
orgasmenya lagi.
Dengan tubuh penuh merah-merah karena gigitan dan tamparan yang
diterimanya. Ia sudah tidak mampu lagi berdiri. Istriku berbaring di
atas kursi bambu sambil terengah-engah kelelahan, dan juga sedikit air
mata keluar dari matanya karena saya rasa perbuatan tadi cukup
menyakitkan. Saya tidak tahu lagi harus berkata apa. Yang saya tahu saya
benci sekali dengan pak bayu hingga sekarang. Saat ini waktu
menunjukkan pukul 17.30, langit terlihat sudah mulai gelap. Saya rasa
kejadian hari ini sangat keterlaluan mereka berperilaku seolah-olah
sepasang suami istri. Ketika pikiran saya yang sedang berkecamuk itu,
saya melihat pak bayu mengocok kemaluannya sendiri dan mengarahkannya ke
wajah istri saya yang masih terengah-engah dan terpejam. Sepertinya
istri saya belum menyadari bahwa pak bayu belum mencapai kepuasannya.
Istriku kaget sekali ketika melihat senjata pak bayu di arahkan ke
wajahnya dan ternyata bersamaan dengan itu, ditembakkannya lahar panas
itu ke arah wajah istriku. Anehnya istriku bukannya menghindar malah
membuka mulutnya lebar-lebar. Sebagian besar masuk ke dalam mulut
istriku, sebagian lainnya tercecer di wajah dan rambut istriku. Istriku
mengambil sperma yang tercecer dengan jarinya dan menelannya.
Seumur-umur aku jarang sekali melihat istri saya menelan sperma dengan
lahap seperti ini. Namun, belum sempat bersih semua sperma itu,
tiba-tiba kami semua dikagetkan oleh sekitar 3 orang berkumpul di depan
pagar. Orang-orang itu adalah tetangga kami, Pak Jery, Pak Yunus, dan
Pak Mamat (pak mamat teman ronda pak bayu). Istriku menjadi panik, pak
bayu buru-buru berpakaian, sedangkan istriku tidak ada pakaian. Ketiga
orang tersebut nampak tidak sabar dan berteriak-teriak memanggil namaku.
Namun istriku semakin panik takut kalau saya bangun akhirnya tidak ada
pilihan lain, istriku meminjam pakaian pak bayu yang cukup besar ia
berjalan ke luar hanya dengan mengenakan kaos pak bayu tanpa mengenakan
apapun lagi di balik baju itu. Sangat jelas puting istriku yang masih
tegang karena persetubuhan tadi tercetak di balik kaos itu. Sedangkan
bagian bawahnya sangat minim sekali karena itu hanya kaos saja. Lalu
perlahan-lahan sambil menarik nafas panjang istriku keluar rumah. Sambil
berusaha tenang bertanya “ada apa yah bapak-bapak ke mari? mas naryo
sedang tidur.” Mereka tertegun sesaat melihat penampilam istriku yang
kacau balau begitu, karena sepertinya sisa sperma masih menempel di
rambutnya, mungkin bau sperma sangat pekat dapat tercium oleh mereka,
ditambah lagi leher istri saya seperti bekas digigit. Karena saya tidak
berada di posisi yang tepat untuk mendengar percakapan di halaman rumah.
Maka kata-kata yang saya sampaikam berikut ini adalah karangan saya
yang sekiranya memang mirip dengan keadaan saat itu. Begini kata pak
mamat berkata dengan terbata-bata, “enggg… anu bu… tadi pam yunus dan
pak jerry bilang kalau di sini ada teriak-teriak minta tolong kesakitan.
Jadi kami kemari hanya ingin memeriksa saja bu…” Jlebbb!! Seperti pisau
tajam ditancapkan ke dalam jantungku. Mungkin istriku juga mengalami
hal seperti itu. Aksi seks kasar penuh pelecehan dan siksaan itu
benar-benar menjadi siksaan bagi istri saya. Istri saya membela diri
berkata, “ohhh… itu mah televisi kali pak saya terlalu besar tadi
remotenya rusak jadi susah ngecilinnya.” Lalu mereka bersamaan berkata,
“OOooooo…” Pak Yunus nampak belum puas dengan jawaban istri saya berkata
lagi, “tapi kok saya mendengar suaranya seperti ibu Yola
memanggil-manggil nama pak bayu yah?” Lalu, Pak Jerry juga menimpali,
“iya saya juga mendengar seperti itu lho!”
Istriku terdiam sejenak mencari akal untuk keluar dari masalah ini.
Istriku menjawab lagi, “ah mungkin itu tadi sore ketika saya melihat mas
bayu melintas di depan rumah saya coba panggil-panggil ternyata salah
orang.” Merekapun terlihat berbincang bincang satu sama lain seperti
masih tidak percaya. Namun istriku mencoba mencari akal untuk
mengalihkan perhatian mereka lalu istriku menemukan sebuah ide gila.
Istriku berpura-pura ngulet sambil merentangkan tangannya ke atas tinggi
sekali sambil dengan cepat mencopot cincin miliknya dan berpura-pura
dijatuhkan ke tanah. Ketika tangan direntangkan ke atas dapat terlihat
mereka bertiga terbelalak melihat bulu-bulu kemaluan istri saya karena
memang pakaian istri saya sangat tidak layak saat itu. Lalu, istriku
menjatuhkan cincin sambil berkata, “ehhh…. yah jatohh…” Mereka bertanya,
“apaan jatuh bu?” Istriku sambil berpura-pura mencari menundukkan
badannya sambil berkata, “cincin saya jatuh.” Saya melihat pantat istri
saya yang merah bekas dipukuli tadi oleh pak bayu, terpampang jelas di
hadapan mereka bertiga. Namun, mereka menawarkan diri untuk membantu
mencarinya, mereka masuk ke halaman rumah sambil berjongkok mencari-cari
cincin tersebut. Sekiranya 5-10 menit mereka mencari cincin itu. Sambik
sesekali memandangi selangkangan dan pantat istri saya yang memang
sudah pasti kelihatan dari bawah. Pak Jerry sepertinya menyadari aroma
sperma yang pekat dari tubuh istri saya yola. Pak Jerry dengan kurang
ajar bertanya, “ibu Yola kok bau aroma pria sih?” Istriku terkaget dan
terbata-bata menjawab, “aku kan belum mandi pak.” Pak Mamat menimpali,
“pantesan ada yang bau-bau ya bu…” Akhirnya cincin itu ketemu juga. Dan
istriku berterima kasih kepada mereka lalu, merekapun beranjak pulang
setelah berpamitan. Istriku menghela nafas lega dan kembali ke dalam
rumah. Melihat Pak Bayu sudah mengenakan celana dan sedang merokok. Pak
Bayu membuka percakapan dengan berkata, “hampir saja dik… bisa gawat
kita di bawa keliling kampung… hehe…” Seperti yang kalian pernah ketahui
jika ketahuan selingkuh atau bersenonoh di desa, biasa nya digiring
keliling kampung dengan bertelanjang bulat. Istriku sambil melepaskan
kaos pak bayu dan kembali telanjang bulat berkata, “i…iya masss…. aku
capek sekali…” Istriku terjuntai lemas di kursi bambu itu. Istriku
memejamkan matanya untuk beberapa saat. Pak bayu mengambil kaosnya dan
mengenakannya. Lalu, beranjak ke sebelah istriku, mengecup keningnya,
sambil berkata, “terima kasih banyak dik yola… kamu anugerah terbesar
dalam hidupku.” Istriku malah berkata, “mas, yola juga sangat puas mas…
yola terima kasih juga atas bantuan mas.” Pak Bayu membelai-belai rambut
istriku, membiarkan istriku tertidur.
Waktu menunjukkan pukul 19.00, langit sudah sangat gelap. Istriku
malah tertidur di sana dijaga oleh pak bayu. Lalu, aku sedari tadi sudah
kebelet ingin ke toilet yang sudah kutahan-tahan. Kali ini aku sudah
tidak tahan lagi, aku berusaha membuat kegaduhan, namun pak bayu
menyadarinya ia langsung menutupi tubuh telanjang istriku dengan handuk
tadi. Dan ia mengambil posisi di balik tirai untuk bersembunyi.
Sedangkan saya keluar kamar, berpura-pura tidak melihat dan buru-buru ke
arah kamar mandi. Saya membersihkan diri serta mandi bebek dan segera
kembali ke kamar, saya melihat istri saya sudah mengenakan daster tetapi
berantakan seperti dipakaikan oleh pak bayu seadanya. Saya pun berusaha
memaggil istri saya, “mahh, kok bobo di situ sih… mahhh….” Tetapi
sepertinya memang istriku tertidur pulas tidak ada jawaban darinya. Aku
lapar sekali, akhirnya aku membuat indomie sendiri, saya tidak
melihatmadanya tanda-tanda pak bayu di sekeliling rumah apakah ia sudah
pulang? Seusai saya makan, saya kembali ke dalam kamar. Waktu
menunjukkan pukul 21.00, saya melihat istri saya masih tertidur pulas
sekali. Namun, yang tak kuduga-duga ternyata pak bayu belum pulang ia
kembali menjaga istri saya yang sedang tidur. Ia bersembunyi entah di
mana. Pak Bayu juga tertidur di sebelah istri saya. Sayapun ketiduran
karena lelah.
Sekiranya Pukul 01.30, saya mendengar ada aktifitas di luar sana,
saya kembali mengintip. Ternyata saya melihat dengan sangwt tidak
percaya Pak Bayu yang sudah segar bugar sehabis mandi, dan istri sayapun
sudah kembali bersih. Mereka berdua telanjang bulat di ruang tengah
dengan pakaian istri saya serta pak bayu berserakan dari ruangan depan
hingga ruang tengah. Terlihat istri saya sedang terbaring mengangkang di
mana pak bayu sedang menghujam-hujamkan senjatanya ke arah rahim istri
saya. Racauan istri sayapun berbeda, “paaahhh…. ohhh…. sssshhhh….” Pak
Bayu sambil terus menggenjot berkata, “ya mahhh… enak yah…. mamah suka?”
Istriku memandang pak bayu dengan penuh arti, “papah hebatt…. aku….
i…stri..mu….. hari ini… oughhhh….” Pak Bayu tertawa sambil bertanya,
“loh!? Mas Naryo gmn dong?” Istriku sambil memjamkan mata menengadah ke
atas berkata, “Aku… sukaaaa…. papah…. ba…yu…” Tidak jelas maksud istri
saya, papah baru atuh papah pak bayu. Pak Bayu kembali menggoda, “mamah
harusnya izin dulu dong sama mas naryo.” Istriku mendesis keenakan,
“ssshhhhh…. i… i..yaaaa…. ouuughhhh…. terussss…hh…” Pak Bayu terus
menkan, “izinnya gimana emangnya mah?” Istriku berkata kecil,
“sssshhhh….. mas … izinnn…..” Pak Bayu terus saja melecehkan harga diri
istri saya, “yah mahhh…. mana dengar kalau begitu…” Istriku benar-benar
sudah di samudra api, berteriak kecil, “MASS…. NARYOOO… IZINNNN…” Pak
Bayu belum juga puas, lalu ia mengancam ingin mencabut senjatanya dari
liang kenikmatan istriku, “izin apa itu? mas naryo mana ngerti? kalau
belum izin saya sudahi aja deh yah ga enak sama mas naryo. heheheee…”
Istriku melotot dan berteriak lagi, “JANGAN DONG!!! SSHHHH…. OUGHHHH….
MAS NARYOOO..YOLA IZINNN…. BOLEH DIGAGAHI PAPAH BAYU MALAM INI SAJA!! ….
PA…PAHH BAYUUUUUU… HE….BAATTTT… MAASSS… Y…OL…..A….
SU….KAAAAAAAAAAAAAAA……..!!!” Istriku mendesis dan meracau terus,
“yolaa…. ouggghhh…. puuuaasss….. gil..aaaa…. enaakkkkkk banggeeettttt….
papahhhh terussss….” Pak bayu hanya tertawa sambil terus menggenjot
istri saya, namun, istri saya masih terus meracau, “ouuuggghghhhh mas
naryoooo….. istrimuuuu…. ketagihannnnn milik papahhhh bayuuuuu…..
bessaaarrrrrr…..” Istriku benar-benar liar dengan bayu, saya mendengar
caci maki itu, tidak bisa berhenti beronani, peandangan ini, sensasi
ini, benar-benar tak terlupakan. Memang hingga kini menurut saya istri
saya paling liar adalah bersama pak bayu. Istri saya meracau lagi, “mas
naryoooo yola…..digagahi…. papah…. bayuu…. yollaaa…. digaghiiii…..mpapah
bayuuuuuu…. papah bayuuuuuu gagahhhhhh….. hebatttt….. yolaaaa…. ga
taaa…hannnm… mau keluarrrrr….. ougghghhj….” tetapi dengan cepat pak bayu
melepaskan senjatanya dan menampar wajah istri saya “PLAK!” Sehingga
orgasmenya tertahan. Tetapi bukannya marah malah istri saya berusaha
menggapai senjata pak bayu untuk dimasukkan lagi tetapi pak bayu malah
berjalan mundur menjauhi istri saya. Istri say merangkak memelas agar di
kasih senjata hitam tersebut. “Papahhhh…. jangan gitu donggg…. puasin
mamaahhh… aku mohonnnnm….. pah…” Pak Bayu bertanya, “kamu mau apa?”
Istriku tanpa ragu-ragu berkata, “mau dipuaskan oleh ****** papahhhhh….
yang bessaarrrr…” Saya menyaksikan ini, darahku berdesir keras sekali,
dan onanikupun sudah akan segera mencapai puncaknya tetapi saya tahan
karena saya yakin malam masih panjang banyak aksi-aksi gila pak bayu
terhadap istri saya. Oh pak bayu, saya izinkan kamu puaskan istri saya
jangan kamu siksa seperti itu. Itu yang ada dalam pikiranku saat itu.
Namun pak bayu berjalan ke arah ruang tamu dan membuka pintu depan
sambil berkata kepada istriku yang berjalan lemas, “kalau kamu mau kamu
harus mendapatkannya…” Sambil terus berjalan ke arah pagar rumah istriku
hanya mengikuti saja. Akupun mencari posisi tepat di luar kamar untuk
dapat melihat mereka lebih jelas. Waktu menunjukkan pukul 02.30 pagi,
tidak ada orang di jalanan dan sepertinya sangat sepi istriku mengikuti
pak bayu berdiri di dekat pagar rumah yang masih terkunci. Lalu dari
arah dalam menghadap jalanan, istriku bertumpu pada pagar dengan tubuh
telanjangnya di halaman rumahku, pak bayu menyodokkan senjatanya dari
belakang. Saya tidak dapat melihat jelas dari posisi ini karena tubuh
istri saya tertutup oleh tubuh pak bayu seluruhnya. Akan tetapi,
sedikit-sedikit saya dapat melihat bahwa tubuh istri saya berguncang
hebat menggoyangkan pagar sehingga bergetar hebat. Istriku terdengar
mendesis, “oussshhhhhhh……. sssshhnmmmm..” Sambil terus menghujamkan
senjatanya pak bayu berkata, “enak mah?” Istriku menengok dan mengangguk
sambil menatap sayu ke arah Pak Bayu. Pak Bayu bertanya lagi, “dingin
mah? di luar seperti ini?” Istriku mengangguk lagi. Pak Bayu berkata
lagi, “ooghhh akan kupuaskan kamu mahhh…. kuhangatkan tubuhmu…” Istriku
menjawab, “i…yaaahh… pahh… terusshh… puas… puass…” Istriku semakin liar,
ia meracau, “uuugghhhh…. hmpphhhh…. bessaaaarrrr…. ennakkkkk….
teruusss… AAAHHH KEEE…LUUU…AA…”. “PLAAAAKKK!!!”, tiba-tiba saja Pak Bayu
menampar pantat istriku. Dan, sepertinya istriku tidak jadi mencapai
orgasmenya lagi karena tamparan keras di pantatnya itu. Istriku
terpekik, “ADUHHH!!!!” Tamparan selanjutnyapun datang lagi, “PLAKKK!!”
Istriku terpekik lagi, “AAAHHHH SAKITTTT!!!” Sekali lagi Pak Bayu
menampar pantat istriku, “plakkkkkkkk” Istriku berteriak keras sekali,
“AAAAAAGGGGHHHH JANGAN SIKSA AKU MASSSS…!!! AMPUNNNNN AMPPUUNNN!!!”
Tetapi Pak Bayu tidak perduli sama sekali, ia menampar lagi pantat
istriku dengan keras, “PLAK!!!” Istriku berteriak lagi, “AMPUNNN!!!
SAKITT!!!” Tiba-tiba, saya melihat istriku melepaskan senjata Pak Bayu
dari tubuhnya dan menggandeng Pak Bayu ke pepohonan di dekat Pagar situ.
Istriku bersembunyi bersama pak bayu di sana. Sepertinya mereka
mendengar seseorang berjalan di jalanan. Lalu benar saja, itu adalah Pak
Mamat dan Pak Nizam yang sedang berkeliling. Pak Nizam ini adalah salah
satu penjaga ronda bersama Pak Mamat dan Pak Bayu. Mereka memeriksa
keadaan di rumahku mungkin karena mereka mendengar teriakan istriku
tadi. Namun, setelah memeriksa ke sana kemari Pak Mamat mendapati pintu
depan rumah saya masih terbuka! Maka dari itu seperti biasa mereka harus
membangunkan sang pemilik rumah untuk menutup pintu itu. Pak Mamat pun
bersiap mengetuk pagar. Namun, istriku sepertinya mengetahui hal
tersebut. Tepat sebelum Pak Mamat mengetuk pagar rumah kami, mungkin
karena takut saya terbangun jika Pak Mamat mengetuk pagar. Istriku
berpura-pura keluar dari persembunyiannya dan berjalan ke arah samping
rumah. Pak Mamat tidak jadi mengetuk pintu, ia terkaget-kaget matanya
terbelalak lebar menyaksikan tubuh telanjang istriku mengkilat penuh
keringat dan tubuhnya memar merah-merah sehabis disiksa oleh Pak Bayu
terutama dadanya, pipinya, pantatnya, serta lehernya.
Mereka benar-benar terbelalak dan tidak mampu berkata apa-apa, lama
sekali sepertinya mereka terdiam. Dan, istriku berjalan sambil
berpura-pura mencari sesuatu di tanah ke arah samping rumah. Saya rasa
istriku berharap bahwa mereka tidak akan memanggil istriku melainkan
melarikan diri melihat istriku telanjang bulat seperti itu. Tetapi, Pak
Nizam memang pria yang lebih berani dari Pak Mamat, ia memanggil
istriku, “ibu kok malam-malam begini di luar rumah? tidak berpakaian
lagi?” Istriku berpura-pura kaget, “aduhh!!!” Sambil menutupi bagian
tubuh yang bisa ia tutupi. Walaupun tidak mungkin dapat menutupi tubuh
telanjangnya hanya dengan kedua tangannya. Namun, istriku sambil
terbata-bata menjawab, “aduhh!!! Pak Mamat, Pak Nizam, bikin kaget
saja.” Mereka, hanya terdiam memandangi tubuh bagian depan istriku yang
terlihat sangat ‘hot’ dengan semua memar tersebut. Istriku melanjutkan,
“Saya tadi ada tikus pak, saya pukul-pukul tidak kena malah lari ke
luar. saya kejar-kejar terus habis. Takut masuk lagi ke rumah.” Pak
Nizam berkata dengan nada ringan, “oh, saya bantu saja ya bu. Ibu pakai
baju dulu masa malam-malam begini telanjang di halaman rumah.” Istriku
berusaha menjawab, “engg.. anu pak tidak usah… biar saja mungkin
tikusnya sudah lari… saya kembali ke dalam dulu ya bapak-bapak…” Namun,
istriku berjalan dengan sedikit berlari ke arah dalam rumah, saya pun
segera bergegas masuk kembali ke dalam kamar untuk dapat terus mengintip
istri saya. Saat itu waktu menunjukkan pukul 03.30 pagi, istriku
menutup pintu depan rumah, dan mengintip dari jendela menunggu Pak Mamat
dan Pak Nizam pergi. Saya tidak tahu Pak Bayu sedang berada di posisi
mana karena saya tidak dapat melihatnya dari dalam kamar. Lalu,
sekiranya keadaan sudah aman, istriku keluar lagi dan mencari Pak Bayu.
Saya menunggu beberapa saat memastikan bahwa istri saya tidak kembali
lagi ke dalam untuk dapat keluar kamar mengintip aksi mereka lagi. Lalu
sekiranya 5 menit berlalu, saya keluar kamar dan mendapati Pak Bayu
sedang berdiri di halaman rumah tetapi kali ini tidak bersandar di
pagar, sedangkan istri saya, yola, wanita yang benar-benar liar malam
ini. Sedang berlutut di tengah-tengah selangkangan Pak Bayu, menghisap
mengulum menjilat kejantanan Pak Bayu yang mungkin tadi telah menyusut
karena Pak Nizam dan Pak Mamat datang. Istri saya mengulum senjata hitam
itu dengan sangat telaten dan nikmat sekali. Air liurnya membasahi buah
zakar dari Pak Bayu. Istriku sepertinya benar-benar bangga dan kagum
dengan senjata Pak Bayu ini. Apakah istriku ini benar-benar kecanduan
penis Pak Bayu? Saya tidak mau terlalu berpikir panjang, sayapun telah
menyusut senjatanya karena Pak Mamat dan Pak Nizam tadi. Sekarang saya
mulai beronani lagi menyaksikan istriku yang benar-benar kecanduan
senjata Pak Bayu ini. Sekiranya 15 menit istriku menghisap kemaluan Pak
Bayu, dengan kasar Pak Bayu menjambak rambut istri saya sambil
menengadahkan wajahnya ke arah nya. Lalu, menjejalinya dengan senjatanya
lagi, kali ini Pak Bayu yang mengontrol bagaimana keluar masuknya
senjata itu di mulut istri saya. Saya melihat istri saya kesulitan
karena senjatanya itu dipaksakan untuk dimasukkan sedalam-dalamnya ke
dalam mulutnya. Setelah beberapa saat, Pak Bayu mendorong istri saya
dengan kasar hingga terjatuh terbaring di tanah yang kotor itu, dan ia
memposisikan dirinya di selangkangan istri saya. Istri saya hanya diam
saja mengikuti permainan kasar Pak Bayu. Diarahkannya senjata hitam
penuh air liur istri saya itu ke dalam liang senggama istri saya.
Blesss… Masuklah sudah senjata itu tanpa kesulitan karena memang sudah
sangat licin. Istriku terpekik kecil, “ouuugghh…” Pak Bayu mulai
menggoyangkan pinggulnya untuk menusuk-nusukkan senjatanya ke dalam
rahim istri saya. Irama Pak Bayu langsung meningkat tanpa berlama-lama
lagi, Pak Bayu semakin kencang dan kasar meremas-remas menjambak-jambak
rambut istri saya. Memilin dan menarik puting istri saya. Sesekali
menggigit payudara istri saya. Menampar dada istri saya ke kiri dan ke
kanan. Istri saya hanya berteriak-teriak berulang-ulang, “AAHHHH…
OUUGHHH… SSSHHH… AHHH…. AWWWWWWW…. ADDUUHHHH… OUUGGGHHH… SSSHHHHH…” Pak
Bayu semakin cepat menghujamkan pinggulnya ke arah selangkangan istri
saya, terdengar suara, “plok… plokk… plokk” Tanda pinggul mereka
bertabrakan, sekaligus tanda bahwa senjata Pak Bayu benar-benar masuk
seluruhnya ke dalam tubuh istri saya.
Saya sendiri dalam posisi ini, beronani dengan sangat cepat sekali.
Ahh… gilaa… seru sekali dalam batinku. Panas sekali permainan ini.
Sekali lagi saya melihat istri saya meracau tidak karuan, “sshh….
terusss… gill…aaaa…. enn…aaakkkk … maass… paaahhh….
aAaaAAAaaaahhhhhHhhhHhhHhhhh……..” Lenguhan panjang istriku terdengar
cukup nyaring. Dan akupun mencapai ejakulasiku yang entah keberapa
kalinya hari ini. Istriku nampak sudah mencapai orgasmenya. Tak lama
kemudian, Pak Bayupun mencapai puncaknya, “akuuuu keluarrrr…
uuuugghghhhh…” Istriku terlihat menggapai Pantat Pak Bayu dan menusukkan
lebih dalam ke arah selangkangannya menyambut lahar panas Pak Bayu yang
ditumpahkan di dalam rahimnya. Aku tidak mengerti apa maksud dari ini
semua, apakah istriku berniat dihamili oleh Pak Bayu? Pikirankupun sudah
berkecamuk tidak jelas. Tidak dapat berpikir mana yang benar dan salah
lagi. Semua sudah terjadi begitu saja. Jika benar nanti istriku hamil,
maka itu adalah anak dari Pak Bayu. Aku benar-benar marah cemburu ingin
membunuh Pak Bayu dengan tanganku sendiri. Tetapi apa daya suami yang
lemah ini aku hanya pasrah seharian melihat istriku digauli oleh pria
semacam itu.
Terlihat, Pak Bayu telah usai dari aksi pergumulan ini. Ia berdiri
sambil tersenyum ke arah istriku yang masih terbaring lemas di tanah
halaman rumah. Pak Bayu meninggalkan istriku begitu saja dan berjalan ke
arah Kamar Mandi belakang untuk membersihkan dirinya. Aku melihat waktu
sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi, sangat berbahaya jika mereka masih
meneruskan permainan ini di halaman rumah. Karena pukul 04.30 sudah
mulai banyak orang berjalan melintasi jalanan depan rumah untuk pergi ke
mesjid di pagi hari. Tidak lama kemudian saya melihat istri saya
bangkit berdiri dan berjalan menuju dalam rumah. Sayapun berlari ke
kamar tidur untuk bersembunyi. Saya melihat istri saya mengambil
beberapa pakaian Pak Bayu yang berserakan di rumah kami. Celana dalam
hitamnya, celana panjangnya, kaosnya. Lalu istriku beranjak ingin masuk
ke kamar tidur akupun memposisikan diri untuk tidur. Istriku masuk ke
dalam kamar, menyalakan lampu kamar dan mencari handuk di dalam laci.
Saya sesekali membuka mata mengintip istri saya yang sedang membuka laci
tersebut. Tampak jelas terlihat tubuhnya penuh memar merah, berpeluh
keringat, bau sperma yang sangat kuat, rambut acak-acakan dan tubuh
penuh dengan tanah kotor karena berbaring di halaman tadi. Setelah
mendapatkan salah satu handuk yang biasa aku gunakan untuk mandi.
Istriku beranjak ke arah dapur untuk keluar melalui pintu belakang ke
arah kamar mandi tempat Pak Bayu sedang membersihkan badan. Istri saya
menggantungkan baju pak bayu di sebelah kamar mandi serta handuk
tersebut. Lalu ia membuka pintu kamar mandi pak bayu dan mengikuti Pak
Bayu di dalam kamar mandi. Di posisi ini saya dapat dengan mudah melihat
kamar mandi karena seperti yang sudah saya pernah ceritakan
berulang-ulang kamar mandi kami terletak berseberangan dengan kamar
tidur kami. Istri saya nampak cekikikan bercanda dengan pak bayu, sambil
membasahi tubuhnya sesekali istriku menyenggol-nyenggol senjata pak
bayu berharap agar keras lagi sepertinya. Apakah benar-benar istriku
sudah kehilangan akal sehat? Apakah sebegitu berharganya penis pak bayu
ini baginya? Namun, pak bayu sendiri juga bercanda-canda dengan
menyentuh dada istri saya berulang-ulang. Istri saya berkata kepada pak
bayu, “pah… saya bersihkan punggungnya yah…” Pak Bayu pun membalikkan
badan dan berkata, “boleh…” Istri saya dengan telaten menggosok badan
pak bayu dari belakang, hingga ke depan dan kembali lagi ke senjata pak
bayu sambil bercanda-canda dan cekikikan lagi. Pak Bayu berkata, “ya
ampun, mamah masih mau?” Istriku tidak menjawab cuma cekikikan saja
sambil terus menggosok-gosok senjata pak bayu itu. Pak Bayu menimpali
lagi, “mamah megangin itu terus minta lagi yah?” Istriku menjawab kali
ini, “abis lucu sih pah dari kecil begini bisa membesar seperti tadi,
hihihi…” Namun, kali ini Pak Bayu gantian yang membersihkan tubuh
telanjang istriku yang sudah hancur lebur baik luar maupun dalam. Luar,
penuh memar merah merah dan tanah kotor serta peluh keringat dan sperma.
Sedangkan dalam, sperma pak bayu bertebaran di dalam rahim istriku yang
mungkin sedang berenang-renang mencari sel telur untuk dibuahi.
Waktu sudah menunjukkan pukul 04.30 pagi, Aku sendiri benar-benar
lelah hari ini, aku sangat mengantuk karena mungkin terlalu lelah.
Akhirnya aku memutuskan untuk menghentikan aksi pengintipan hari ini.
Lagipula mungkin Pak Bayu akan pulang setelah ini. Akupun akhirnya
tertidur pulas sekali.
No comments:
Post a Comment