“hoaammm” aku menguap akibat rasa kantuk dan bosan. Hari ini adalah hari
minggu tepat 4 hari setelah peristiwa “mobil mogok” itu. Aku tengah
duduk merokok diteras di siang hari yang cukup panas ini, sementara
istriku didalam tengah menidurkan anakku nina. Tak berapa lama sebuah
becak melintas membawa seorang wanita cantik berjilbab dan berhenti
tepat di samping rumahku. Ternyata indah baru saja dari pasar, nampak
cukup banyak belanjaan yang diturunkan oleh tukang becak itu dari atas
becaknya dan menaruhnya tepat di depan gerbang rumah itu dimana indah
tengah berdiri setelah turun dari becak itu. Situkang becak nampaknya
buru buru karena ia menurunkan belanjaan itu begitu saja dan pergi
setelah indah memberikannya sejumlah uang untuk ongkos becaknya. Karena
iba akupun segera mendatangi indah dengan berjalan menuju luar rumahku
dan menuju rumah indah.
“sini abang bantu dek”,kataku pada indah sambil berusaha mengangkat sebuah karung berisi beras.
“udah bang nggak usah ada mas andi kok didalem indah bangunin aja dia
buat bantuin ngangkat ini semua” kata indah padaku sambil berusaha
menahanku.
“udah nggak apa kasian si andi juga palingan molor kan?,udah sini saya
bantuin”, kataku yang sudah memikul karung beras yang cukup berat itu
dibahuku, sementara indah membawa sebuah kantong plastik besar dan juga
satu krak telor dan juga beberapa plastik kecil berisi ikan dan sayuran.
“aduh jadi ngerepotin gini bang”, kata indah saat kami sudah berada di dapur rumahnya.
“hehe nggak apa dik, itung itung bantu tetangga” kataku yang kemudian
duduk di kursi meja makan di rumahnya yang sama sederhananya dengan
rumahku.
“ya udah bentar yah bang, indah bikin kopi”, kata indah padaku. ingin ku
menahannya namun ia sudah terlanjur menyendoki kopi yang tersimpan di
dalam toples. Setelah membuatkanku kopi, ia kemudian membereskan
belanjaanya dan dimasukkan kedalam lemari. Rupanya isi kantong belanjaan
itu ialah beberapa macam bahan bahan untuk membuat kue. Ia juga
memasukkan ikan dan sayuran tadi kedalam kulkas. Setelah itu ia membasuh
tangannya, membuat teh lalu duduk di kursi yang berseberangan dengan
tempatku duduk sambil meminum tehnya.
Indah seorang wanita berusia 23 tahun adalah istri andi, mereka sudah
bertetangga denganku sejak 2 tahun yang lalu sejak mereka menikah,
wanita dengan wajah khas keturunan arab ini begitu cantik hidungnya
mancung, berbibir sensual dan beralis tebal.
Jujur saat pertama kali melihatnya akupun sampai terpana karna keelokan
parasnya ini. Sikapnya begitu ramah dan santun, juga dengan dirinya yang
selalu berbusana muslimah begitu menarik perhatianku. Aku tak tahu
bagaimana lekuk tubuhnya karna cara berpakaiannya itu.
“kak sinta adakan bang”, kata indah yang mengaggetkan ku yang sedang menatap wajahnya.
“uhuk, uhuk” ada kok dek” kataku sambil terbatuk batuk
“eh abang kenapa, pelan pelan aja minumnya” kata indah sambil tersenyum, sungguh cantik
“hehhe nggak apa kok dek, oh iya kok banyak amat belanjaannya”.
“oh hihi. Itu sebenarnya indah pengen buatin kue ke suami soalnya hari
ini mas andi ulang tahun, mumpung hari ini hari minggu dan mas andi lagi
libur, indah pengen ngerayain berdua, nggak salahkan bang indah
nyenengin suami”.
“ya nggak dong malah bagus”, kataku.
Tak lama kemudian andi suami indah datang dan segera mencuci wajahnya di
wastafel dan menyeruput teh milik indah. Lalu duduk di samping indah
dan merangkulnya
“udah lama lu dim” kata andi padaku. dapat kulihat tatapan mata andi
sangat sinis padaku. mungkin karena cemburu aku berbincang dengan
istrinya
“hehe nggak sih, ini juga baru mau pamit. Indah makasih yah kopinya” kataku
“loh kemana bang”.
“ini mau kerumah dulu tidur siang haha” kataku sambil berlalu
Samar samar kudengar suami indah menanyakan tentang diriku. Aku habis
melalukan apa dirumahnya. Indah menjawab kalo aku membantunya namun tak
di percayai andi, andi juga menanyakan buat apa dia beli bahan kue
segala, dijawab oleh indah untuk merayakan ulang tahun andi, namun
sambil berkata dengan nada sinis andi mengatakan tak usah karna dia
bukan anak kecil lagi. Percekcokan mereka masih terdengar hingga aku
berada di ruag tamu dan kemudian memutuskan pulang.
Aku terkadang merasa kasihan dengan indah karna perlakuan suaminya namun
apalah dayaku. Aku juga seorang lelaki yang sudah beristri dan tak
mungkin mencampuri urusan rumah tangga orang lain kecuali jika andi
sudah berbuat keterlaluan.
Setelah sampai di dalam rumah kulihat istriku yang hanya memakai tanktop
dan hotpants putih tengah asik menonton acara infotaiment. Akupun
kemudian duduk disampingnya. Ia hanya sekejap memandangiku kemudian
menonton tv kembali
”tok tok tok! terdengar suara ketukan pintu. Akupun lalu bergegas
keluar dan membukakan pintu ternyata pak hendra datang dengan memakai
pakaian santai bersama pak karto datang kerumah kami. Kulihat pak hendra
membawa tas berukuran kecil yang terselempang di badannya.
“eh pak hendra silahkan masuk pak, sin sinta ada pak hendra nih.” Panggilku pada sinta
“ayo pak silahkan masuk, mari pak karto”.
“iya pak dimas, oh iya kamar kecilnya dimana yah?” kata pak hendra padaku
“masuk aja kedalam pak didalam ada sinta kok”. Kataku lagi
Pak hendra kemudian masuk ke dalam rumah. Sementara aku dan pak karto
duduk di sofa di ruang tamu. Pak karto sedikit canggung bertemu
denganku. Mungkin karena peristiwa 4 hari yang lalu.
“dari mana nih pak”, tanyaku membuka pembicaraan
“dari nemenin bapak hendra ketemu temen temennya pak dimas” kata pak karto
Cukup lama aku dan pak karto berbincang membahas masalah lapangan
pekerjaan ataupun politik di negeri ini. aku baru menyadari kalo istriku
belum datang begitu juga pak hendra. Baru saja aku ingin berpamitan
memanggil istriku namun pak hendra dan istriku sudah bergabung bersama
kami. Istriku berganti pakaian dengan memakai sebuah kaos pink bermotif
hello kitty yang cukup longgar. Ia berjalan sambil membawa nampan yang
berisi tiga cangkir kopi dan menyuguhkannya ke pak karto. Kulihat pak
karto mencuri curi pandang ke dalam kerah leher baju istriku berusaha
melihat dadanya karna posisi istriku yang membungkuk setelah itu sinta
duduk di sampingku sementara pak hendra duduk disamping pak karto.
Kulihat dibagian selangakangan celana pak karto ada noda basah, dan juga
resletingnya belum tertutup sempurna.
“maaf pak sekalian buang air besar tadi” kata pak hendra
“tenang aja pak santai diminum kopinya pak” kataku sambil menawarkan mereka minum
Setelah meminum kopi kami kemudian berbincang, istriku sesekali
menyandarkan tubuhnya padaku namun ada bau aneh yang tercium disekitar
lehernya, samar samar aku mencium bau amis seperti bau cairan sperma
laki laki. Tak berapa lama aku merasa rasa kantuk yang besar
mendatangiku. Berulang kali aku menguap menahan rasa kantukku.
“wah sepertinya pak dimas mengantuk, kami kalo gitu permisi dulu pak”,
kata pak hendra padaku sambil berpamitan. Aku yang tak bisa menahan
kantuk kemudian menyuruh sinta untuk mengantarkan mereka. Sementara aku
kemudian menuju kamarku dan langsung tertidur
“ougghh sshh aahhhh”
“uhh nikmat sayang terus goyang”
“uhh ahh ahh kontol gede enak ah ahhh sshh”
Aku samar samar mendengar suara erangan dan desahan disampingku namun
aku tak bisa membuka mataku. Badanku terasa sangat lemas dan juga rasa
kantuk begitu besar begitu menggangguku. Namun aku penasaran apa yang
sebenarnya terjadi. Kupasang telingaku baik baik
“plok plok plok” suara seperti orang menepuk tangan begitu jelas di
samping kananku. Kasur ini pun terasa bergoyang goyang seperti ada
gempa. Ada apa dengan tubuhku aku sama sekali tak bisa bergerak.
Kudengar pula suara tangisan anakku nina
“sluurpp slurrp , ayo terus cantik sepong kontol itu”
“uh nikmat jilat juga lidahnya sayang ya begitu”
“ahh ahh sshh uhh terus sodok yang kencang aduhh bool kuu ahh pakk keluarr” suara erangan wanita disampingku begitu nyaring
“hhaha yang dientot bool, malah keluar di memek dasar” samar samar suara laki laki terdengar
“masih mau lagi kan adek yang sexy” kata seorang pria lagi
“hosh hosh mau aku mau, pengen dientot kontol gede kalian”
“ya udah cepet sini naik diatasku” kata seorang pria dengan napas berat
kali ini aku mendengar suaranya begitu lantang di sampingku yang tengah
terlentang tertidur
“bangsat ada apa ini kenapa dengan diriku”, aku mengutuk diriku sendiri yang tak mampu bergerak
“uuuhhhhhh oughh” suara wanita yang mendapat kenikmatan terdengar
“ahhh nikmat memek kamu enak banget ayo goyang sayang”
“uhh uhh sshh aahh kontol bapak nikmat ahh sshh “
“Ya terus goyang bikin toket kamu yang indah ini ikutan goyang”
“aggghh uuhh , mana pak kontolnya satu lagi”
“ini sayang uuhhh nikmat banget seponganmu sayang”
“cep clep plok plok ghlock gholok” hanya itu yang terdengar. Ada
apa ini kenapa aku, apa ini hanya mimpi tapi terasa sangat nyata bagiku.
Percakapan mesum mereka suara desahan dan erangan wanita itu juga suara
lelaki yang mendengus bagai kuda terdengar begitu nyata. Apa mungkin
istriku, tapi dengan siapa. Aku bertanya tanya dalam hati
“uhh sudah sayang bapak masukin di bool mu yah sayang”
“plop, ah iya pak masukin aja cepet cepet”, kata siwanita begitu tak sabar
“siap siap neng satu dua ti..”
“agghhhhhh”, lengkingan suara wanita itu mengalahkan suara tangis anakku
“uhh nikmat sekali boolmu sayang”
“ iya pak ayo pak tusuk kedua luubangg kuuh uuhh ouggh”
Aku hanya bisa meremas remas seprei, mencoba bergerak namun tak bisa.
Goyangan dikasur ini begitu keras hingga ranjang kami menderit derit. Si
wanita tak lagi mendesah tpi mengerang penuh kenikmatan. Suara tumbukan
alat kelamin begitu lantang terdengar
“wow sempit banget sayang, bapak kocok yah”
“uhh ahhh “ suara desahan wanita itu terdengar lirih
“muach muach slurrpp sluurp”
“ahh toketku diapain pak uhh jangan digigit” desah wanita itu
“hehhe habisnya bapak gemes sih toket kamu kenyal, apalagi nih putingnya”
“haha uhhh oouugghh sshh ya sudah nikmatin toketku pak nih nih”
Desahan dan erangan kemudian terdengar lagi sesekali terdengar suara
orang menampar kulit seseorang. Anakku tak berhenti menangis karna ulah
berisik mereka. Tak lama kemudian ranjang bergoyang goyang kembali kali
ini begitu keras lebih keras dari yang tadi akupun sampai terlonjak
lonjak karenanya. Siapa kedua pria ini apakah ini benar benar mimpi aku
bingung aku dengan sekuat tenaga berusaha bergerak dan membuka mata
namun tak bisa. Hanya membuatku lemas dan lemas. Tiba tiba saja
terdengar erangan dari wanita itu
“ahhh pak pak mau keluarr ahh sshhh”
“ahh sama bapak juga barengan yah neng” kata si pria dengan nafas berat
“uggh ahhhh paakkk kellluaarrrr aahhh ennnakkk” teriak wanita itu yang sekarang benar benar kukenali kalau itu suara sinta
“ahhhh terima benihku lonte uhhhh” suara pria disampingku yang merasakan begitu nikmat
Aku masih mendengar adanya tumbukan seperti orang menepuk tangan. Namun
terdengar semakin cepat dan cepat hingga terdengar suara dengusan pria
itu, juga terdengar suara tepukan yang keras dan berulang kali dengan
ritme yang agak lambat. Seiring dengan itu Aku yang benar benar lemas
kemudian tertidur kembali karna kelelahan berusaha bergerak.
Aku terbangun tepat tengah malam. Lampu di kamar tidurku mati kulihat
bayangan istriku yang tengah tertidur disampingku. Aku kemudian
menyalakan lampu tidur dan bangkit menuju dapur lalu makan akibat
kelaparan. Baru kali ini aku tertidur cukup lama. Aku masih memikirkan
peristiwa tadi apakah itu hanya mimpi namun begitu nyata. Apakah istriku
selingkuh namun aku menepis kemungkinan itu tidak mungkin istriku
selingkuh. Ini pasti mimpi yah hanya mimpi. Setelah makan kemudian aku
kembali masuk ke kamar dan menengok anakku nina yang pulas tertidur
sambil menghisap dotnya. Aku kemudian naik kembali ke ranjang dan
berusaha tidur karna besok aku harus pergi ke sebuah perusahaan untuk
interview kerja. Besok nina akan dijaga oleh kakek nenek dari pihak
istriku karna aku satu satunya keluargaku yang tinggal dikota ini
sementara Seluruh keluargaku berada di luar kota. Ayah dan ibuku sudah
meninggal saat aku bekerja selama 2 tahun. Kematian mereka hampir
bersamaan. Sementara aku tak punya saudara karna aku anak tunggal.
Kuputuskan memejamkan mata namun sebelum aku mematikan lampu tidur aku
memperhatikan sebuah kejanggalan, ya kejanggalan itu adalah seprei yang
kupakai saat ini berubah. Ingin kubangunkan sinta namun ia tampak
nyenyak tidurnya. Kuurungkan niatku dan berpikir positif kalo mungkin
ini hanya perasaanku saja. Aku kemudian tertidur sambil menunggu esok
hari dan menganggap seluruh kejadian ini hanya mimpi
No comments:
Post a Comment