Sudah seminggu aku melayani Mang Ucup, setiap hari sehabis
pulang sekolah malam harinya dan jika sabtu minggu, Mang Ucup dan aku janjian
untuk bertemu di tempat yang biasa menjadi tempat pergumulanku dengan Mang Ucup
yaitu gudang sekolah. Semenjak aku sering melayani Mang Ucup di gudang sekolah,
Mang Ucup jadi lebih rajin membersihkan gudang sehingga gudang sekolah menjadi
bersih dan Mang Ucup mendapat pujian dari kepala sekolah karena gudang sekolah
jadi lebih bersih, peribahasa “sambil menyelam minum air” mungkin tepat untuk
Mang Ucup karena selain menjalankan tugasnya, dia juga bisa menikmati tubuhku
setiap malam.
Meskipun Mang Ucup sudah berumur 60 tahun, kulitnya hitam,
rambutnya beruban, giginya banyak yang ompong, tapi aku sayang kepadanya karena
penisnya bisa membuatku ketagihan, bahkan karena terlalu ketagihan aku tetap
bersetubuh dengan Mang Ucup meskipun aku sedang ulangan. Untungnya ulanganku
bisa kukerjakan dengan baik sehingga aku yakin raporku bagus yang akan kuterima
1 minggu lagi, dan tentu saja selama 1 minggu aku melayani Mang Ucup setiap
malam. Benar dugaanku, raporku bagus dan aku naik kelas, aku sangat senang
melihat nilaiku yang bagus. Malam harinya, setelah aku selesai melayani Mang
Ucup.
“sayang, selamat ya, kamu naik kelas”.
“iya dong, siapa dulu, Rasti gitu loh, oh ya, untuk ngerayain, Mang Ucup mau gak nginep di rumah aku selama 1 minggu?”.
“mau banget, tapi di rumah kamu emangnya gak ada orang?”.
“gak ada, makanya aku minta abang nemenin aku, mau gak?”.
“pasti abang mau dong,,,”.
“oh ya Mang, bawa temen ya, biar tambah rame”.
“ok sayangku,,”.
Lalu dia mengantarku pulang, dan seperti biasa aku berciuman dengan Mang Ucup sebelum dia pergi, kemudian aku masuk ke dalam rumah.
“sayang, selamat ya, kamu naik kelas”.
“iya dong, siapa dulu, Rasti gitu loh, oh ya, untuk ngerayain, Mang Ucup mau gak nginep di rumah aku selama 1 minggu?”.
“mau banget, tapi di rumah kamu emangnya gak ada orang?”.
“gak ada, makanya aku minta abang nemenin aku, mau gak?”.
“pasti abang mau dong,,,”.
“oh ya Mang, bawa temen ya, biar tambah rame”.
“ok sayangku,,”.
Lalu dia mengantarku pulang, dan seperti biasa aku berciuman dengan Mang Ucup sebelum dia pergi, kemudian aku masuk ke dalam rumah.
Di dalam rumah, Mbok Parti sedang mengepak bajunya ke dalam
kopernya.
“mbok, mau pulang ke kampung mbok ya?”.
“iya, kayak biasa,,,”.
“oh iya ya, besok kan udah mulai liburan sekolah ya”.
“ya non, kan jarang-jarang Mbok punya waktu kumpul ama keluarga”.
“terus kapan mbok mau berangkat?”.
“subuh non, supaya nyampe sana gak terlalu siang”.
“yaudah mbok, besok mbok berangkatnya gak usah bangunin aku soalnya aku capek”.
“ok non,,”, lalu aku pergi ke kamarku dan langsung tidur. Paginya aku bangun pada pukul 9 pagi, lalu aku mandi membersihkan tubuhku yang tadi malam habis dinikmati oleh Mang Ucup. Setelah mandi, aku membuat sarapan dan aku makan tanpa sehelai benangpun yang membalut tubuhku. Sambil menunggu Mang Ucup dan temannya datang, aku menonton vcd porno dan tentu saja 2 dildo yang bisa bergerak ke segala arah sudah tertanam di vagina dan anusku. Tidak terlalu lama, kudengar bunyi motor Mang Ucup yang sudah kukenal, untungnya sistem keamanan rumahku sudah kumatikan sehingga alarm tidak menyala ketika Mang Ucup dan temannya mendekati pintu gerbang rumahku.
“mbok, mau pulang ke kampung mbok ya?”.
“iya, kayak biasa,,,”.
“oh iya ya, besok kan udah mulai liburan sekolah ya”.
“ya non, kan jarang-jarang Mbok punya waktu kumpul ama keluarga”.
“terus kapan mbok mau berangkat?”.
“subuh non, supaya nyampe sana gak terlalu siang”.
“yaudah mbok, besok mbok berangkatnya gak usah bangunin aku soalnya aku capek”.
“ok non,,”, lalu aku pergi ke kamarku dan langsung tidur. Paginya aku bangun pada pukul 9 pagi, lalu aku mandi membersihkan tubuhku yang tadi malam habis dinikmati oleh Mang Ucup. Setelah mandi, aku membuat sarapan dan aku makan tanpa sehelai benangpun yang membalut tubuhku. Sambil menunggu Mang Ucup dan temannya datang, aku menonton vcd porno dan tentu saja 2 dildo yang bisa bergerak ke segala arah sudah tertanam di vagina dan anusku. Tidak terlalu lama, kudengar bunyi motor Mang Ucup yang sudah kukenal, untungnya sistem keamanan rumahku sudah kumatikan sehingga alarm tidak menyala ketika Mang Ucup dan temannya mendekati pintu gerbang rumahku.
Lalu kubuka pintu gerbang otomatisku dengan remote dari
ruang tamu dan tak lama kemudian terdengar bunyi ketokan di pintu rumahku.
Seperti biasanya, ide gilaku muncul, aku ingin menemui mereka tanpa memakai apapun
dan dengan dildo yang masih tertanam di vagina dan anusku, aku berjalan ke
pintu dahulu lalu baru kumasukkan 2 dildo tadi di vagina dan anusku kemudian
aku membuka pintu rumahku. Betapa kagetnya mereka ketika melihatku telanjang
dengan dildo yang menancap di kedua lubangku, tapi Mang Ucup hanya kaget
sebentar, dia langsung melumat bibirku dan membelit lidahku, setelah puas
mencumbuku dia berdiri di sampingku dan memaju mundurkan 2 dildo yang tertanam
di vagina dan anusku, sementara teman Mang Ucup hanya bengong melihat cewek
cantik yang telanjang sedang dimainkan oleh temannya yang sudah tua itu.
“yad, ayo ikutan sini bengong aja lo,,,”. Dengan ragu-ragu si teman Mang Ucup mendekatiku.
“gak apa-apa neng kalau abang ikutan?”.
“nnngggg,,,,ak a,,,pa-a,,,,pa”.
“tuh kan gak apa-apa, udah nih pegang mainannya”. Lalu Mang Ucup ke belakang dan memainkan dildo yang tertanam di anusku dengan tangan kanannya dan tangan kirinya meraba dada kiriku dari belakang, sementara teman Mang Ucup mulai menggerakkan dildo yang ada di dalam vaginaku.
“yad, ayo ikutan sini bengong aja lo,,,”. Dengan ragu-ragu si teman Mang Ucup mendekatiku.
“gak apa-apa neng kalau abang ikutan?”.
“nnngggg,,,,ak a,,,pa-a,,,,pa”.
“tuh kan gak apa-apa, udah nih pegang mainannya”. Lalu Mang Ucup ke belakang dan memainkan dildo yang tertanam di anusku dengan tangan kanannya dan tangan kirinya meraba dada kiriku dari belakang, sementara teman Mang Ucup mulai menggerakkan dildo yang ada di dalam vaginaku.
Aku hanya bisa mendesah dan meliuk-liukkan badanku karena
sangat nikmat, 8 menit kemudian aku orgasme tapi cairanku tertahan oleh dildo
sehingga vaginaku terasa hangat oleh cairanku dan setiap kali dildo menyeruak
masuk ke dalam vaginaku, cairanku meleleh keluar dari sela-sela vaginaku
mengalir ke pahaku. Lalu Mang Ucup menyuruh temannya untuk berhenti dan
tiduran, kemudian aku disuruh untuk menduduki wajah teman Mang Ucup. Di saat
vaginaku tepat berada diatas wajah teman Mang Ucup, Mang Ucup mencabut dildo
yang ada di vaginaku sehingga cairanku langsung tumpah ke mulut teman Mang Ucup
yang sudah terbuka lebar. Cairanku yang tadi tertahan di dalam vaginaku kini
sudah habis diminum teman Mang Ucup hingga tak bersisa.
“gimana Yad, manis kan cairan vagina si neng satu ini?”.
“ini mah bukan manis doang tapi juga legit banget. Neng, boleh gak minta lagi?”.
“pasti boleh dong,,,silahkan minum sesuka hati abang”. Lalu aku menekan vaginaku ke wajah teman Mang Ucup yang langsung menjilati dengan antusias, dia menjilati bibir vaginaku dari bawah ke atas yang membuatku geli sekaligus nikmat, dan ketika lidahnya mengenai klitorisku, tubuhku bergetar karena rasa nikmat dan geli bertambah.
“gile, klitoris neng manisnya minta ampun”.
“uda,,,”, belum selesai kata-kataku, mulutku sudah dilumat oleh Mang Ucup yang memainkan lidahnya di dalam rongga mulutku.
“gimana Yad, manis kan cairan vagina si neng satu ini?”.
“ini mah bukan manis doang tapi juga legit banget. Neng, boleh gak minta lagi?”.
“pasti boleh dong,,,silahkan minum sesuka hati abang”. Lalu aku menekan vaginaku ke wajah teman Mang Ucup yang langsung menjilati dengan antusias, dia menjilati bibir vaginaku dari bawah ke atas yang membuatku geli sekaligus nikmat, dan ketika lidahnya mengenai klitorisku, tubuhku bergetar karena rasa nikmat dan geli bertambah.
“gile, klitoris neng manisnya minta ampun”.
“uda,,,”, belum selesai kata-kataku, mulutku sudah dilumat oleh Mang Ucup yang memainkan lidahnya di dalam rongga mulutku.
10 menit kemudian aku orgasme dan cairanku langsung mengalir
deras ke mulut teman Mang Ucup yang terbuka lebar. Teman Mang Ucup sepertinya
sangat ketagihan dengan cairanku karena dia sampai memegangi pinggulku seolah
tidak mau berhenti meminum cairanku.
“udah dong bang, masa dijilatin terus, pegel nih”.
“tau lo Yad, kan kasihan si Rasti kecape’an”.
“sory deh neng, abisnya vagina neng manis banget sih abang jadi lupa diri deh”.
“gak apa-apa kok bang, waktu pertama kali, Mang Ucup juga ketagihan, oh ya ngomong-ngomong aku belum tau nama abang”. Lalu aku dan teman Mang Ucup berdiri dan saling memperkenalkan diri.
“kenalin, nama saya Yadi,,”.
“aku Rasti, aku boleh gak manggil abang Mang Yadi?”.
“pasti boleh dong buat neng cantik, ngomong-ngomong neng Rasti kok mau sih vaginanya abang jilatin, padahal kan belum kenal?”.
“yang penting abang suka kan?”.
“suka banget neng, soalnya abang gak pernah ngerasain vagina cewek muda ‘n cantik kayak neng”.
“udah dong bang, masa dijilatin terus, pegel nih”.
“tau lo Yad, kan kasihan si Rasti kecape’an”.
“sory deh neng, abisnya vagina neng manis banget sih abang jadi lupa diri deh”.
“gak apa-apa kok bang, waktu pertama kali, Mang Ucup juga ketagihan, oh ya ngomong-ngomong aku belum tau nama abang”. Lalu aku dan teman Mang Ucup berdiri dan saling memperkenalkan diri.
“kenalin, nama saya Yadi,,”.
“aku Rasti, aku boleh gak manggil abang Mang Yadi?”.
“pasti boleh dong buat neng cantik, ngomong-ngomong neng Rasti kok mau sih vaginanya abang jilatin, padahal kan belum kenal?”.
“yang penting abang suka kan?”.
“suka banget neng, soalnya abang gak pernah ngerasain vagina cewek muda ‘n cantik kayak neng”.
Mang Yadi berumur 61 tahun, wajahnya lebih kelihatan tua
dari Mang Ucup, kulitnya hitam, kepalanya botak, dan tubuhnya kurus.
“Mang Yadi, Mang Ucup, langsung yuk ke kamarku, udah gak tahan nih pengen ditusuk”.
“yuk,,,”. Lalu kami bertiga masuk ke kamarku, sesampainya kami di kamarku aku langsung tiduran di kasur dan membuka kakiku lebar untuk membuat Mang Yadi dan Mang Ucup semakin tergoda. Tentu saja karena disuguhi pemandangan seperti itu, mereka langsung mendekati tubuh putih mulusku yang terbaring pasrah menanti mereka di ranjang. Mereka berdua tiduran di sampingku, lalu Mang Ucup mengenyot dada kananku dan Mang Yadi melahap dada kiriku sedangkan tangan mereka meraba-raba secara halus daerah selangkanganku, dan mereka bergantian memasukkan jari-jari mereka ke dalam vaginaku untuk mengorek-ngorek vaginaku. 7 menit kemudian, cairanku mengalir deras keluar dari vaginaku, lalu secara bersamaan mereka memasukkan 2 jari mereka ke dalam vaginaku dan mengorek-ngorek cairanku yang ada di dalam vaginaku dan sekitar vaginaku. Setelah 2 jari mereka berlumur cairan vaginaku, kemudian mereka memasukkan 2 jari mereka yang berlumur cairanku ke dalam mulutku sehingga aku bisa merasakan rasa cairan vaginaku yang ternyata manis, kujilati cairanku sendiri sampai tak bersisa di jari mereka.
“Mang Yadi, Mang Ucup, langsung yuk ke kamarku, udah gak tahan nih pengen ditusuk”.
“yuk,,,”. Lalu kami bertiga masuk ke kamarku, sesampainya kami di kamarku aku langsung tiduran di kasur dan membuka kakiku lebar untuk membuat Mang Yadi dan Mang Ucup semakin tergoda. Tentu saja karena disuguhi pemandangan seperti itu, mereka langsung mendekati tubuh putih mulusku yang terbaring pasrah menanti mereka di ranjang. Mereka berdua tiduran di sampingku, lalu Mang Ucup mengenyot dada kananku dan Mang Yadi melahap dada kiriku sedangkan tangan mereka meraba-raba secara halus daerah selangkanganku, dan mereka bergantian memasukkan jari-jari mereka ke dalam vaginaku untuk mengorek-ngorek vaginaku. 7 menit kemudian, cairanku mengalir deras keluar dari vaginaku, lalu secara bersamaan mereka memasukkan 2 jari mereka ke dalam vaginaku dan mengorek-ngorek cairanku yang ada di dalam vaginaku dan sekitar vaginaku. Setelah 2 jari mereka berlumur cairan vaginaku, kemudian mereka memasukkan 2 jari mereka yang berlumur cairanku ke dalam mulutku sehingga aku bisa merasakan rasa cairan vaginaku yang ternyata manis, kujilati cairanku sendiri sampai tak bersisa di jari mereka.
“ternyata cairanku bener-bener manis ya”.
“emangnya neng baru nyobain cairan neng sendiri ya?”.
“udah pernah sih, tapi dulu gak semanis kayak gini, kayaknya gara-gara obat pencegah kehamilanku deh”.
“yaudah neng, kami buka baju dulu ya”. Lalu mereka membuka baju dan celana mereka, kemudian aku melihat benda yang berdiri tegak di tengah-tengah selangkangan mereka. Aku sudah biasa melihat penis Mang Ucup, jadinya aku lebih fokus pada penis Mang Yadi yang ukurannya lebih besar dari penis Mang Ucup. Aku takjub melihat penis Mang Yadi karena panjangnya 21 cm, sedangkan diameternya 10 cm.
“mang Yadi, padahal udah kakek-kakek kok penisnya bisa mantap kayak gitu?”.
“abang sering ke Mak Erot, hasilnya ya begini”.
“oohh, pantes aja penis abang super kayak gitu”.
“udah,, udah, ngobrolnya, mendingan kita mulai. Yad, lo gue kasih memeknya duluan deh, biar gue pantatnya aja”. Lalu Mang Yadi tidur terlentang, sementara aku sudah mengambil posisi di atas badan Mang Yadi, kemudian dengan perlahan aku memasukkan penis Mang Yadi yang besar itu ke dalam vaginaku yang sudah lapar akan penis.
“emangnya neng baru nyobain cairan neng sendiri ya?”.
“udah pernah sih, tapi dulu gak semanis kayak gini, kayaknya gara-gara obat pencegah kehamilanku deh”.
“yaudah neng, kami buka baju dulu ya”. Lalu mereka membuka baju dan celana mereka, kemudian aku melihat benda yang berdiri tegak di tengah-tengah selangkangan mereka. Aku sudah biasa melihat penis Mang Ucup, jadinya aku lebih fokus pada penis Mang Yadi yang ukurannya lebih besar dari penis Mang Ucup. Aku takjub melihat penis Mang Yadi karena panjangnya 21 cm, sedangkan diameternya 10 cm.
“mang Yadi, padahal udah kakek-kakek kok penisnya bisa mantap kayak gitu?”.
“abang sering ke Mak Erot, hasilnya ya begini”.
“oohh, pantes aja penis abang super kayak gitu”.
“udah,, udah, ngobrolnya, mendingan kita mulai. Yad, lo gue kasih memeknya duluan deh, biar gue pantatnya aja”. Lalu Mang Yadi tidur terlentang, sementara aku sudah mengambil posisi di atas badan Mang Yadi, kemudian dengan perlahan aku memasukkan penis Mang Yadi yang besar itu ke dalam vaginaku yang sudah lapar akan penis.
Aku tak menyangka kalau penis Mang Yadi dari ujung kepalanya
sampai pangkalnya bisa masuk ke dalam vaginaku meskipun sekarang vaginaku
benar-benar terasa penuh. Lalu aku mulai menggoyangkan tubuhku untuk
menghilangkan rasa sakit yang ditimbulkan penis Mang Yadi, dan akhirnya rasa
sakit itu mulai hilang. Kemudian, dari belakang Mang Ucup mendorong tubuhku ke
depan sehingga posisiku tidur di atas badan Mang Yadi dan dadaku tepat di wajah
Mang Yadi, dan tentu saja Mang Yadi langsung melahap payudaraku yang putih
mulus dan montok. Lalu kurasakan benda tumpul yang menyeruak masuk ke dalam
anusku, ternyata Mang Ucup sudah menanamkan penisnya ke dalam anusku. Mereka
menungguku agar terbiasa dulu, setelah aku sudah mulai merasa nikmat, mereka
mulai memompa penis mereka di dalam 2 lubangku. Aku sangat merasa nikmat karena
diobok-obok 2 penis yang ukurannya besar ditambah lagi ketika penis Mang Ucup
sedang masuk, penis Mang Yadi, dan sebaliknya, sementara payudaraku dilumat
habis oleh Mang Yadi.
9 menit kemudian tubuhku mengejang yang menandakan aku
orgasme, tapi cairanku tertahan oleh penis besar Mang Yadi yang mengisi
vaginaku sehingga setiap kali Mang Yadi menggenjot vaginaku terdengar bunyi
“cplok,,,cplok”, sementara Mang Ucup sedang asik menikmati jepitan anusku yang
sangat sempit. Sampai 1 jam lamanya mereka terus memompa penis mereka tanpa
henti, akhirnya keduanya menyemburkan sperma ke dalam vagina dan anusku hampir
secara bersamaan. Setelah mereka selesai menyemburkan sperma mereka, Mang Ucup
ambruk menindih tubuhku sehingga tubuhku yang masih muda dan putih mulus dibuat
sandwich oleh 2 kakek yang hitam dan sudah keriput.
“wah neng Rasti, vagina neng peret banget, enak eui”.
“siapa dulu, Rasti gitu loh”.
“tapi neng, gak papa abang buang di dalem?”.
“gak apa-apa kok, tenang aja Mang Yadi, pokoknya sperma Mang Yadi ama Mang Ucup aku terima di mana aja abang mau”.
“gimana Yad, pacar gue mantep kan?”.
“tadinye gue kirain pacar lo nenek-nenek, taunya cewek bohai banget kayak gini”.
“nah Mang Ucup, Mang Yadi, kalian nginep disini kan?”.
“iya dong sayang, abang ama Yadi bakal nemenin kamu sampai hari minggu”.
“nah, karena kalian bakal nemenin aku, sebagai imbalannya, aku akan menjadi mainan sex kalian”.
“berarti neng bakal ngelayanin kita kapan aja?”.
“kapanpun dan dimanapun Mang Yadi ‘n Mang Ucup mau,,,”.
“asik,,, kalo gini caranya abang mau deh tinggal disini terus-terusan”. Kemudian kami tertawa bersama-sama dengan penis Mang Yadi masih menancap di dalam vaginaku, dan penis Mang Ucup masih tertanam di dalam anusku.
“wah neng Rasti, vagina neng peret banget, enak eui”.
“siapa dulu, Rasti gitu loh”.
“tapi neng, gak papa abang buang di dalem?”.
“gak apa-apa kok, tenang aja Mang Yadi, pokoknya sperma Mang Yadi ama Mang Ucup aku terima di mana aja abang mau”.
“gimana Yad, pacar gue mantep kan?”.
“tadinye gue kirain pacar lo nenek-nenek, taunya cewek bohai banget kayak gini”.
“nah Mang Ucup, Mang Yadi, kalian nginep disini kan?”.
“iya dong sayang, abang ama Yadi bakal nemenin kamu sampai hari minggu”.
“nah, karena kalian bakal nemenin aku, sebagai imbalannya, aku akan menjadi mainan sex kalian”.
“berarti neng bakal ngelayanin kita kapan aja?”.
“kapanpun dan dimanapun Mang Yadi ‘n Mang Ucup mau,,,”.
“asik,,, kalo gini caranya abang mau deh tinggal disini terus-terusan”. Kemudian kami tertawa bersama-sama dengan penis Mang Yadi masih menancap di dalam vaginaku, dan penis Mang Ucup masih tertanam di dalam anusku.
“Mang Ucup ama Mang Yadi kan baru dateng, mendingan aku
buatin makanan ya,,,”.
“boleh juga tuh sayang,, jadi laper, yuk”. Lalu Mang Ucup mencabut penisnya dan turun dari ranjang kemudian aku juga turun dari ranjang dan langsung pergi menuju ke dapur untuk memasakkan makanan bagi dua kekasih tuaku. Setelah aku sudah selesai memasak, aku hidangkan makanan di meja makan lalu kami bertiga duduk di kursi.
“wuih, sayang, makanannya enak-enak nih”.
“iya dong, makanannya harus enak, kan buat 2 orang yang paling aku sayang”.
“neng Rasti emang mantap deh, udah baik, cantik, bohai, hebat di ranjang, bisa masak juga lagi, coba neng Rasti jadi istri abang, pasti abang seneng tiap hari”.
“yaudah bang, selama 1 minggu ini kalian anggep aku istri ya, ok?”.
“ok, sayang”. Lalu kami bertiga makan semua makanan yang sudah kumasak, setelah makan Mang Yadi bertanya-tanya kepadaku dan Mang Ucup tentang bagaimana caranya sampai Mang Ucup bisa menikmati tubuhku setiap malam.
“gile lo Cup, enak banget lo ye, tiap malem ada yang bikin lo anget”.
“hehehe, lagian waktu itu gue ajak gak mau”.
“tadinya gue pikir, pacar lo itu paling-paling penjaga kantin,, eh gak taunya cewek cantik ‘n sexy banget”.
“oh ya sayang, tau gak kenapa aku ngajak Mang Yadi?”.
“karena penisnya gede?”.
“ada lagi selain itu,,”.
“apaan dong sayang?”.
“soalnya dia punya obat rahasia dan hanya dia yang punya”.
“wah, obat apa, ada hubungannya ama sex kan?”.
“yah, gimana sih sayang, udah pasti ada kaitannya dong, nih lihat ya”.
“boleh juga tuh sayang,, jadi laper, yuk”. Lalu Mang Ucup mencabut penisnya dan turun dari ranjang kemudian aku juga turun dari ranjang dan langsung pergi menuju ke dapur untuk memasakkan makanan bagi dua kekasih tuaku. Setelah aku sudah selesai memasak, aku hidangkan makanan di meja makan lalu kami bertiga duduk di kursi.
“wuih, sayang, makanannya enak-enak nih”.
“iya dong, makanannya harus enak, kan buat 2 orang yang paling aku sayang”.
“neng Rasti emang mantap deh, udah baik, cantik, bohai, hebat di ranjang, bisa masak juga lagi, coba neng Rasti jadi istri abang, pasti abang seneng tiap hari”.
“yaudah bang, selama 1 minggu ini kalian anggep aku istri ya, ok?”.
“ok, sayang”. Lalu kami bertiga makan semua makanan yang sudah kumasak, setelah makan Mang Yadi bertanya-tanya kepadaku dan Mang Ucup tentang bagaimana caranya sampai Mang Ucup bisa menikmati tubuhku setiap malam.
“gile lo Cup, enak banget lo ye, tiap malem ada yang bikin lo anget”.
“hehehe, lagian waktu itu gue ajak gak mau”.
“tadinya gue pikir, pacar lo itu paling-paling penjaga kantin,, eh gak taunya cewek cantik ‘n sexy banget”.
“oh ya sayang, tau gak kenapa aku ngajak Mang Yadi?”.
“karena penisnya gede?”.
“ada lagi selain itu,,”.
“apaan dong sayang?”.
“soalnya dia punya obat rahasia dan hanya dia yang punya”.
“wah, obat apa, ada hubungannya ama sex kan?”.
“yah, gimana sih sayang, udah pasti ada kaitannya dong, nih lihat ya”.
Lalu Mang Ucup dan Mang Yadi bangun dari kursi mereka
kemudian masing-masing meminum obat, setelah meminum obat penis mereka langsung
berdiri tegak.
“wow, Mang Yadi, itu obat apa?”.
“ini obat bikinan abang”.
“iya sayang, keluarga Mang Yadi punya resep rahasia”.
“ooh gitu, terus fungsi obat ini apa?”.
“obat ini bikin ****** gak bisa tidur, terus ngaceng, udah gitu bikin peju gak bisa abis”.
“keren banget, oh ya, fungsi obat ini sampe kapan?”.
“sampai besok siang,,,”.
“wow, aku bisa pingsan kalau kayak gini,,,”.
“tenang aja non, Mang Yadi juga punya obat kuat buat cewek”.
“fungsinya apa?”.
“bikin tenaga kamu gak abis-abis, ‘n bikin badan kamu seger terus jadinya kamu bisa ngelayanin kita sampe besok siang”.
“ok, karena aku udah sah jadi istri angkat kalian, aku akan melayani kalian sampai kalian puas, sini obatnya”. Lalu aku minum obat dari Mang Yadi, setelah meminum obat itu tubuhku panas, vaginaku terasa gatal, tapi badanku terasa sangat segar.
“yuk, tubuhku udah siap melayani kalian berdua”. Kemudian kami bertiga menuju ke kamarku, dan mereka langsung menggarap tubuhku seperti binatang buas, tapi kini Mang Ucup yang mengaduk-aduk vaginaku sementara Mang Yadi mengobok-obok anusku. Benar-benar manjur obat dari Mang Yadi, soalnya sudah beberapa kali orgasme tapi badanku tetap segar seperti tidak terjadi apa-apa, sedangkan Mang Yadi dan Mang Ucup lebih cepat mencapai orgasme dan menyemburkan lahar putih mereka ke dalam vagina dan anusku, tapi penis mereka tetap berdiri, tentu saja, mereka mengaduk-aduk vagina dan anusku lagi tanpa henti. Kami hanya berhenti beberapa kali untuk makan dan itu pun hanya sebentar, setelah itu tubuhku kembali digarap Mang Yadi dan Mang Ucup tanpa ampun.
“wow, Mang Yadi, itu obat apa?”.
“ini obat bikinan abang”.
“iya sayang, keluarga Mang Yadi punya resep rahasia”.
“ooh gitu, terus fungsi obat ini apa?”.
“obat ini bikin ****** gak bisa tidur, terus ngaceng, udah gitu bikin peju gak bisa abis”.
“keren banget, oh ya, fungsi obat ini sampe kapan?”.
“sampai besok siang,,,”.
“wow, aku bisa pingsan kalau kayak gini,,,”.
“tenang aja non, Mang Yadi juga punya obat kuat buat cewek”.
“fungsinya apa?”.
“bikin tenaga kamu gak abis-abis, ‘n bikin badan kamu seger terus jadinya kamu bisa ngelayanin kita sampe besok siang”.
“ok, karena aku udah sah jadi istri angkat kalian, aku akan melayani kalian sampai kalian puas, sini obatnya”. Lalu aku minum obat dari Mang Yadi, setelah meminum obat itu tubuhku panas, vaginaku terasa gatal, tapi badanku terasa sangat segar.
“yuk, tubuhku udah siap melayani kalian berdua”. Kemudian kami bertiga menuju ke kamarku, dan mereka langsung menggarap tubuhku seperti binatang buas, tapi kini Mang Ucup yang mengaduk-aduk vaginaku sementara Mang Yadi mengobok-obok anusku. Benar-benar manjur obat dari Mang Yadi, soalnya sudah beberapa kali orgasme tapi badanku tetap segar seperti tidak terjadi apa-apa, sedangkan Mang Yadi dan Mang Ucup lebih cepat mencapai orgasme dan menyemburkan lahar putih mereka ke dalam vagina dan anusku, tapi penis mereka tetap berdiri, tentu saja, mereka mengaduk-aduk vagina dan anusku lagi tanpa henti. Kami hanya berhenti beberapa kali untuk makan dan itu pun hanya sebentar, setelah itu tubuhku kembali digarap Mang Yadi dan Mang Ucup tanpa ampun.
Ternyata obat Mang Yadi benar-benar dahsyat karena sudah jam
12 siang, badanku masih terasa segar meskipun badanku penuh sperma Mang Yadi
dan Mang Ucup, sedangkan entah sudah berapa kali Mang Yadi dan Mang Ucup
menyemburkan lahar putih mereka baik ke dalam lubang anus, vagina, dan anusku
maupun ke tubuhku, mulai dari rambut, wajah, tangan, payudara, perut, paha,
betis, sampai ujung kakiku sudah dilumuri sperma sehingga kini seolah-olah aku
memakai baju dari sperma. Setelah semburan sperma Mang Yadi dan Mang Ucup yang
ke 53 kali menerpa tubuhku, efek obat itu habis dan badan kami langsung lemas,
lalu kami tertidur pulas dengan Mang Yadi dan Mang Ucup mengapit tubuhku tapi
penis mereka sudah mengecil dan keluar dari vagina dan anusku. Sepertinya, dalam
waktu seminggu aku akan berada dalam surga dunia di rumahku, karena udah penis
Mang Yadi dan Mang Ucup, sekarang malah ditambah obat yang bikin penis mereka
gak bisa tidur. Betapa senangnya diriku, seminggu ke depan ada 2 orang yang
akan menyetubuhiku terus menerus.
Label: Karya Dina Nakal
Aku terbangun ketika aku merasakan tubuhku digoyang
seseorang, ternyata Mbok Parti yang membangunkanku. Untungnya, Mbok Parti
pulang lebih awal sehingga ada yang membangunkanku karena jam wekerku mati,
setelah mataku sudah bisa dibuka lebar, aku langsung mandi dan bersiap-siap,
kemudian aku pergi ke sekolah dengan ojek. Di pangkalan ojek, para tukang ojek
berebutan untuk memboncengiku karena selain aku wanita, wajahku cantik, dan
juga seragam sekolahku sangatlah seksi, tentu saja mereka pada berebut.
Tentu saja ketika aku sampai di sekolah, teman-teman cowokku
menyapaku dan berebutan memintaku untuk jalan bareng ke kelas. Tapi, aku
menolak karena aku sedang ingin jalan ke kelas sendirian. Aku belajar di
sekolah seperti biasa sampai pulang ke sekolah. Setelah pulang, aku
mengobrol-obrol dengan teman-temanku di kantin sekolah, seperti biasa banyak
teman-teman cowokku yang ingin duduk dekat aku, aku sih gak masalah yang
penting bisa nyambung kalau bicara denganku.
Ketika aku sedang mengobrol dengan teman-temanku, aku
melihat tukang sapu sekolahku mencuri-curi pandang kepada aku dan disaat mata
kami saling bertemu, aku memberikan senyuman dan dia juga membalas dengan
senyuman. Sifat gila dan nakalku mulai kambuh lagi karena aku ingin memberikan
tubuhku kepada tukang sapu sekolah yang sudah berumur 60 tahun itu. Lalu aku
mengobrol dengan teman-temanku sampai sekitar jam 6 sore sehingga satu per satu
temanku sudah dijemput oleh supir mereka ataupun ayah mereka. Hingga tinggal
aku yang ada di kantin sekolah, sedangkan orang yang berjualan di kantin juga
sudah pulang semuanya. Seram juga sendirian di kantin, jadi aku pergi untuk
menjalankan rencanaku yaitu menggoda tukang sapu sekolah yang bernama Mang
Ucup.
Setelah aku cari-cari tidak ketemu dan juga keadaan
bertambah seram, aku berniat untuk pulang ke rumah, tapi sebelumnya karena
suasana yang lumayan dingin, aku jadi ingin ke kamar mandi. Setelah aku
menyelesaikan “panggilan alam”, aku mencuci tanganku di wastafel, lalu aku
mengaca di depan kaca besar yang ada di sebelah wastafel untuk merapihkan
pakaian dan rambutku. Sebelum keluar dari kamar mandi, aku meminum pil pencegah
kehamilan yang bisa sampai satu minggu. Ketika aku keluar dari kamar mandi, aku
bertemu Mang Ucup sedang mengepel lantai di depan pintu kamar mandi.
“neng Rasti, kok belum pulang hari gini?”.
“dari tadi mau pulang cuma aku kebelet pipis, jadinya aku ke toilet dulu”.
“gimana, lancar gak?”.
“lancar apanya?”.
“pipisnya neng lancar gak?”.
“oh, pipis aku lancar kok,, “.
“oh ya, baju neng keliatannya sempit banget ya”.
“abisnya gak ada baju lagi sih, emang kenapa bang, seragam aku bikin nafsu ya”.
“iya, baju neng tuh sexy banget,,”.
“tapi abang suka kan?”, melihat aku tidak menolak mengobrol hal-hal yang jorok, Mang Ucup semakin mengarahkan obrolan kami ke arah yang berbau sex dan sepertinya Mang Ucup sudah sangat bernafsu melihat tubuh putihku yang dibalut seragam super ketat dan super mini.
“dari tadi mau pulang cuma aku kebelet pipis, jadinya aku ke toilet dulu”.
“gimana, lancar gak?”.
“lancar apanya?”.
“pipisnya neng lancar gak?”.
“oh, pipis aku lancar kok,, “.
“oh ya, baju neng keliatannya sempit banget ya”.
“abisnya gak ada baju lagi sih, emang kenapa bang, seragam aku bikin nafsu ya”.
“iya, baju neng tuh sexy banget,,”.
“tapi abang suka kan?”, melihat aku tidak menolak mengobrol hal-hal yang jorok, Mang Ucup semakin mengarahkan obrolan kami ke arah yang berbau sex dan sepertinya Mang Ucup sudah sangat bernafsu melihat tubuh putihku yang dibalut seragam super ketat dan super mini.
Aku baru ingat kalau aku biasa pusing lalu pingsan setelah
meminum obat pencegah kehamilan. Benar saja, tiba-tiba kepalaku pusing tujuh
keliling dan aku langsung tak sadar kemudian tubuhku langsung ambruk ke Mang
Ucup, setelah itu aku tidak tau lagi. Aku mulai sadar ketika kurasakan benda
asing memasuki vaginaku, spontan kubuka mataku dan aku melihat Mang Ucup sedang
memasukkan 2 jarinya ke dalam vaginaku sementara tangan satunya menutupi
mulutku. Mang Ucup terus mengobok-obok vaginaku dengan 2 jarinya, 10 menit
kemudian aku sudah tak tahan lagi menahan kenikmatan seperti, lalu tubuhku
mengejang dan akhirnya cairan vaginaku mengalir deras. Kemudian Mang Ucup
melepaskan tangannya dari mulutku juga vaginaku, lalu berkata “maaf neng, abang
udah gak tahan”, aku mengatur nafasku dulu baru aku menjawab “ah, gak apa-apa
kok bang, aku tau kalau gak ada laki-laki yang tahan kalau ngeliat aku pake
seragam ini”. “bener nih non, gak apa-apa?” tanyanya lagi, “iya, bener, tapi
jangan disini donk, gak enak, serem lagi” balasku karena aku dikerjai di bangku
kantin.
“yaudah, yuk ke gudang aja”.
“oh ya, ngomong-ngomong celana dalamku kemana?”.
“nih, tadinya mau Mang Ucup buang tapi takut non marah”.
“untung gak dibuang, kalau dibuang kan tar pulang vaginaku bisa disemutin”.
“emangnya vagina neng manis ya”.
“tar deh cobain, pasti abang sampe ketagihan”.
“wah, jadi pengen cepet-cepet”.
“yaudah, yuk ke gudang aja”.
“oh ya, ngomong-ngomong celana dalamku kemana?”.
“nih, tadinya mau Mang Ucup buang tapi takut non marah”.
“untung gak dibuang, kalau dibuang kan tar pulang vaginaku bisa disemutin”.
“emangnya vagina neng manis ya”.
“tar deh cobain, pasti abang sampe ketagihan”.
“wah, jadi pengen cepet-cepet”.
Tanpa terasa sudah di depan gudang, lalu kami berdua masuk
ke gudang. Setelah menyalakan lampu, Mang Ucup langsung meraba-raba tubuhku,
meremas-remas dadaku serta menciumi leher jenjangku yang putih dari belakang.
Dia meneruskan aktivitasnya sambil membuka kancing bajuku, setelah kancing
bajuku terbuka semua, Mang Ucup kini menurunkan rokku sehingga kini bagian
bawahku sama sekali tidak ada penghalang yang membuatku bisa merasakan batang
penis Mang Ucup sudah tegak mengacung ke pantatku. Lalu aku menyuruh Mang Ucup
untuk melepaskan dekapannya dulu, setelah pelukannya dilepas, aku membalikkan
tubuhku dan membuka baju serta bhku sehingga tubuh putih mulusku terpampang
jelas di depan tukang sapu sekolah yang pantasnya menjadi kakekku.
Baru saja bhku kulepas, Mang Ucup langsung melahap kedua
daging kenyalku. Aku hanya berkata dalam hati “dasar lelaki, gak tua, gak muda,
kalau udah ngeliat cewek cakep telanjang langsung nyosor”, tapi konsentrasiku
terpecah karena Mang Ucup menggigit dan menarik-narik kedua putingku bergantian
dengan mulutnya yang sedikit ompong itu. Aku hanya mendesah menikmati jilatan
demi jilatan di setiap senti kedua daging kenyalku. Setelah kedua buah dadaku
sudah dipenuhi air liurnya, Mang Ucup menggelar tikar lalu menyuruhku tiduran
di atas tikar itu dan melebarkan kakiku karena dia ingin menjilati vaginaku.
Kulakukan semua perintah Mang Ucup. Kini vaginaku yang merah merekah dan sudah
basah akibat cairanku sendiri terpampang jelas seolah menantang Mang Ucup untuk
segera melahapnya. Rupanya Mang Ucup ingin melahap vaginaku dan ingin penisnya
di oral olehku secara bersamaan, makanya kami mengambil posisi 69 dengan aku
diatasnya. Lalu aku mulai menikmati rokok daging Mang Ucup yang sudah berdiri
tegak sementara vaginaku sudah dijilati Mang Ucup di bawah sana.
Kukeluarkan tekhnik oralku, kusentil-sentil lubang
kencingnya dengan lidahku, kujilat-jilati buah zakarnya, dan kutelusuri setiap
milimeter dari batang penis Mang Ucup. Tapi, gara-gara kulumanku, Mang Ucup
malah jadi tambah semangat menjilati vaginaku yang membuatku merasa sangat
nikmat sehingga aku harus menghentikan kulumanku karena aku merasa sebentar
lagi akan mencapai orgasme. Mang Ucup semakin membuatku semakin keenakan karena
selain dia menjilati vagina dan klitorisku, dia juga memasuk-masukkan 2 jarinya
ke dalam vagina dan anusku secara bergantian lalu akhirnya beberapa detik
kemudian, cairanku mengalir deras dari vaginaku yang langsung diseruput Mang
Ucup sampai berbunyi “ssllurrppp,,,,”. “vagina neng emang bener-bener manis banget,
abang jadi ketagihan” kata Mang Ucup setelah meminum habis cairan vaginaku.
“bener kan kataku, semua laki-laki yang pernah ngerasain
vaginaku pasti pada ketagihan deh”, balasku pada Mang Ucup yang kini mulai
menjilati vaginaku lagi, sementara aku melanjutkan kulumanku. Sudah 15 menit
aku mengulum penis keriput Mang Ucup tapi sama sekali tak ada tanda-tanda akan
orgasme, ini membuatku bingung karena tidak ada laki-laki yang bisa tahan
sampai selama ini kalau aku sudah mengeluarkan tekhnik oralku. “Tapi masa bodoh
ah, yang penting ada penis yang bisa aku jilati” pikirku dalam hati, lalu 5
menit kemudian aku mengalami orgasme lagi dan cairan vaginaku langsung
diseruput habis oleh Mang Ucup seperti sebelumnya. Lalu aku berkata “udah dong
bang, masa vaginaku cuma dijilati doang, tusuk dong pake ****** abang”, “ok
neng, ****** abang juga udah gak sabar pengen ngaduk-ngaduk vagina neng” balas
Mang Ucup.
Kemudian aku memutar badanku sehingga wajah kami saling
bertemu lalu kami berciuman sangat mesra dan bergairah, lidah kami saling
membelit, setelah aku melepaskan cumbuanku, Mang Ucup berkata “bibir non
rasanya kayak lemon manis”, kebetulan tadi pagi aku memakai lipgloss rasa
lemon, jadi mungkin terasa oleh Mang Ucup. Lalu aku memegang penis Mang Ucup
yang berukuran 14 cm dan berdiameter 7 cm, kemudian aku menuntun penis Mang
Ucup ke dalam vaginaku dan lalu ketika penis Mang Ucup sudah berada di dalam
vaginaku, aku menurunkan pinggulku sementara Mang Ucup menaikkan pinggulnya
sehingga aku merasakan seolah penis Mang Ucup menancap sangat dalam sampai
mentok. Kemudian Mang Ucup mulai memompa penisnya keluar masuk di dalam
vaginaku sementara aku menaikkan badanku ketika Mang Ucup menarik penisnya dari
vaginaku dan aku menurunkan badanku ketika Mang Ucup memasukkan penisnya ke
dalam vaginaku sehingga penisnya tertanam sangat dalam di vaginaku.
Sambil terus menggenjotku, Mang Ucup berkata “neeng,,,
raaapet baanggeet”, aku hanya membalas dengan desahan-desahan karena sangat
nikmat. Tak terasa sudah 1/2 jam Mang Ucup menggenjot vaginaku, tapi tidak ada
tanda-tanda akan orgasme, malah Mang Ucup mengganti-ganti caranya menghujamkan
penisnya ke dalam vaginaku, kadang dia menghujamkan penisnya kuat-kuat ke dalam
vaginaku, kadang dia menghujamkan penisnya secara cepat lalu mengeluarkannya
secara perlahan, dan kadang aku hanya diam sedangkan dia terus memompa vaginaku
tanpa ampun. Kemudian dia minta berganti posisi, kali ini aku yang dibawah
sementara Mang Ucup menindih tubuhku dan mulai memompa penisnya di dalam
vaginaku lagi. Memang luar biasa kakek yang satu ini, tak kusangka dalam
umurnya yang sudah 60-an ini masih bisa membuat ABG sepertiku berkali-kali
mengalami orgasme sedangkan dia sama sekali belum menunjukkan akan orgasme.
Vaginaku sudah banjir akibat cairan vaginaku sendiri sehingga menimbulkan bunyi
“cpok,,,cpok,,,cpok” saat Mang Ucup memompa vaginaku. Aku sudah tak kuat lagi
karena tenagaku sudah habis terkuras akibat berkali-kali mengalami orgasme
sehingga aku hanya bisa mendesah lemah merasakan penis Mang Ucup yang kuat dan
perkasa keluar masuk vaginaku, sementara Mang Ucup terus menggenjot penisnya,
lidahnya masuk ke dalam mulutku yang langsung kusambut dengan cara menghisap
lidahnya dan membelitnya dengan lidahku, kemudian dia melepaskan ciumannya dan
berkonsentrasi lagi pada genjotannya terhadap vaginaku.
Akhirnya, 25 menit kemudian, Mang Ucup mempercepat
sodokannya lalu dia berkata “neeeng, ke,,,ke,,luarin,,,,di,,,di,,,mana?”,
“di,,,da,,,,lem,,,ajjjaaa” balasku. Tak lama kemudian, Mang Ucup menyemprotkan
spermanya ke dalam vaginaku dalam jumlah yang sangat banyak. Setelah yakin
spermanya sudah tidak keluar lagi, Mang Ucup mengeluarkan penisnya yang
berlumuran sperma dan cairan vaginaku dari dalam vaginaku, lalu dia
mengorek-ngorek vaginaku dengan 3 jarinya dan kemudian dia menyodorkan penisnya
ke mulutku yang langsung kusambut untuk merasakan spermanya dan cairan vaginaku
sendiri. Setelah penisnya bersih, kini Mang Ucup menyodorkan 3 jarinya yang
berlumuran sperma dan cairanku, langsung kumasukkan 3 jari keriput Mang Ucup ke
dalam mulutku dan kemudian kujilati semuanya sampai bersih. Lalu dia duduk di
kursi untuk beristirahat sementara aku juga berbaring lemah di tikar, untuk 10
menit ke depan ruangan itu hanya dipenuhi suara nafas kami yang
tersengal-sengal dan juga suara jangkrik dari luar.
“neng, gak nyuci vagina dulu”.
“gak, ah males, emang kenapa?”.
“nggak, emangnya neng gak takut hamil?”.
Karena sudah kebiasaan di gangbang, tubuhku merasa segar setelah beberapa menit beristirahat, lalu aku bangkit menghampirinya dan duduk di atas pahanya, kemudian penisnya kumasukkan ke dalam vaginaku yang masih basah tak karuan, lalu kutekan kepalanya ke dadaku dan kusuruh untuk menjilati seluruh bagian dadaku.
“aku sayang banget ma Mang Ucup, jadi aku gak takut kalau punya anak dari Mang Ucup”.
“iyaa,,, tapi kan kalau neng hamil bisa berabe!”.
“hahaha,,, tenang aja lagi bang, aku udah minum obat pencegah hamil jadi gak mungkin hamil”.
“fiuh, abang takut kalau punya anak lagi”.
“emangnya abang punya anak berapa?”.
“gara-gara ****** ini, abang punya 5 anak laki-laki yang sekarang sudah berkeluarga”.
“terus istri abang kemana?”.
“udah meninggal duluan”.
“oh, maaf bang aku gak tau”.
“gak apa-apa, tapi ngomong-ngomong abang gak nyangka,, kalau neng Rasti kuat juga”.
“aku lebih gak nyangka kalau Mang Ucup masih bisa bikin ABG kayak aku puas setengah mati”.
“siapa dulu,,, Mang Ucup!!”
“gak, ah males, emang kenapa?”.
“nggak, emangnya neng gak takut hamil?”.
Karena sudah kebiasaan di gangbang, tubuhku merasa segar setelah beberapa menit beristirahat, lalu aku bangkit menghampirinya dan duduk di atas pahanya, kemudian penisnya kumasukkan ke dalam vaginaku yang masih basah tak karuan, lalu kutekan kepalanya ke dadaku dan kusuruh untuk menjilati seluruh bagian dadaku.
“aku sayang banget ma Mang Ucup, jadi aku gak takut kalau punya anak dari Mang Ucup”.
“iyaa,,, tapi kan kalau neng hamil bisa berabe!”.
“hahaha,,, tenang aja lagi bang, aku udah minum obat pencegah hamil jadi gak mungkin hamil”.
“fiuh, abang takut kalau punya anak lagi”.
“emangnya abang punya anak berapa?”.
“gara-gara ****** ini, abang punya 5 anak laki-laki yang sekarang sudah berkeluarga”.
“terus istri abang kemana?”.
“udah meninggal duluan”.
“oh, maaf bang aku gak tau”.
“gak apa-apa, tapi ngomong-ngomong abang gak nyangka,, kalau neng Rasti kuat juga”.
“aku lebih gak nyangka kalau Mang Ucup masih bisa bikin ABG kayak aku puas setengah mati”.
“siapa dulu,,, Mang Ucup!!”
Lalu kurasakan penisnya sudah tegang lagi di dalam vaginaku.
“wah, abang udah tegang lagi, cepet banget!!”.
“lagian sih neng, naro ****** abang di tempat yang anget ama sempit kayak gini, dan belom lagi abang disuguhin dada yang montok kayak gini, gimana ****** abang gak cepet bangun”.
“yawdah bang, ronde kedua yuk, tapi kali ini lubang yang ditusuk pantatku ya, pasti abang pengen nyoba kan?”.
“ide bagus tuh, pasti lubang pantat neng seret ‘n sempit banget”. Lalu kami mulai ronde kedua dengan lubang anusku menjadi sasaran keperkasaan penis Mang Ucup. Seperti sebelumnya, dalam waktu kurang lebih sejam Mang Ucup menggenjot anusku dan akhirnya dia menyemprotkan spermanya ke dalam anusku, setelah itu aku melakukan cleaning service terhadap penisnya. Lalu kami berdua istirahat, dan Mang Ucup mengelap badan keriputnya dengan handuk yang biasa dibawanya, sementara aku masih terkulai lemas di tikar. Setelah 15 menit beristirahat, Mang Ucup memakai pakaiannya lagi sambil mengobrol denganku.
“neng, emangnya gak takut ama HIV atau yang lain?”.
“HIV,, gak takut layau, obat yang aku minum selain mencegah hamil juga bisa nangkal semua penyakit ‘n juga bikin vagina ama lubang pantatku sempit terus”.
“wow, itu obat dahsyat banget, dapet darimana neng?”.
“dapet dari temen aku yang ada di luar negeri”.
“oo gitu, ngomong-ngomong udah jam 10 nih, neng mau pulang gak?”.
“gak nyangka udah jam 10, ****** abang sih bikin aku lupa daratan,,,hehe”.
“ya udah, abang anterin ya”.
“wah, abang udah tegang lagi, cepet banget!!”.
“lagian sih neng, naro ****** abang di tempat yang anget ama sempit kayak gini, dan belom lagi abang disuguhin dada yang montok kayak gini, gimana ****** abang gak cepet bangun”.
“yawdah bang, ronde kedua yuk, tapi kali ini lubang yang ditusuk pantatku ya, pasti abang pengen nyoba kan?”.
“ide bagus tuh, pasti lubang pantat neng seret ‘n sempit banget”. Lalu kami mulai ronde kedua dengan lubang anusku menjadi sasaran keperkasaan penis Mang Ucup. Seperti sebelumnya, dalam waktu kurang lebih sejam Mang Ucup menggenjot anusku dan akhirnya dia menyemprotkan spermanya ke dalam anusku, setelah itu aku melakukan cleaning service terhadap penisnya. Lalu kami berdua istirahat, dan Mang Ucup mengelap badan keriputnya dengan handuk yang biasa dibawanya, sementara aku masih terkulai lemas di tikar. Setelah 15 menit beristirahat, Mang Ucup memakai pakaiannya lagi sambil mengobrol denganku.
“neng, emangnya gak takut ama HIV atau yang lain?”.
“HIV,, gak takut layau, obat yang aku minum selain mencegah hamil juga bisa nangkal semua penyakit ‘n juga bikin vagina ama lubang pantatku sempit terus”.
“wow, itu obat dahsyat banget, dapet darimana neng?”.
“dapet dari temen aku yang ada di luar negeri”.
“oo gitu, ngomong-ngomong udah jam 10 nih, neng mau pulang gak?”.
“gak nyangka udah jam 10, ****** abang sih bikin aku lupa daratan,,,hehe”.
“ya udah, abang anterin ya”.
Lalu aku memakai pakaianku, setelah selesai memakai
pakaianku, aku menggandeng tangan keriput Mang Ucup keluar gudang lalu menuju
tempat parkir motor. Kemudian aku diboncengi pulang dengan motor antik Mang
Ucup, selama di perjalanan aku memeluk badan Mang Ucup dengan erat seperti
memeluk pacarku sendiri. Setelah sampai di depan pintu gerbang rumahku, aku
turun dari motor Mang Ucup.
“neng, boleh gak kapan-kapan kita ******* lagi?”.
“gak usah kapan-kapan, setiap jam 7 malam abis pulang sekolah, tubuhku milik abang”.
“beneran nih neng?”
“bener bang, kan tadi aku udah bilang, aku sayang banget ama abang Ucup, jadinya aku seneng kalau tiap pulang sekolah bisa ketemu abang ama ****** abang yang mantap itu, tapi ada saratnya nih bang”.
“saratnya apaan neng?”.
“yang pertama kalau pas siang harinya, sikap abang harus biasa aja ke aku soalnya aku takut ketauan ama sekolah”.
“ok,, abang sanggup, terus apaan lagi neng saratnya?”
“sarat yang kedua, abang jangan manggil aku neng lagi, mau gak?”.
“terus abang manggil neng Rasti sayang boleh?”.
“itu terserah abang, terus sarat terakhirnya abang jangan jajan sembarangan soalnya aku gak mau abang kena penyakit lagipula kan udah aku yang bisa bikin abang puas”.
“gak nyangka saratnya gampang banget, kirain saratnya susah, yaudah neng, eh sayang, abang pulang dulu ya, udah capek nih”.
“yaudah, ati-ati ya sayangku, besok malem lagi ya”. Lalu aku mencium bibir tuanya, dan kemudian dia memacu motornya menjauh dari pintu gerbang rumahku, sedangkan aku masuk ke dalam rumahku. Aku memberikan alasan belajar di rumah temen ke Mbok Parti, tapi Mbok Parti mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat kupercaya.
“neng, boleh gak kapan-kapan kita ******* lagi?”.
“gak usah kapan-kapan, setiap jam 7 malam abis pulang sekolah, tubuhku milik abang”.
“beneran nih neng?”
“bener bang, kan tadi aku udah bilang, aku sayang banget ama abang Ucup, jadinya aku seneng kalau tiap pulang sekolah bisa ketemu abang ama ****** abang yang mantap itu, tapi ada saratnya nih bang”.
“saratnya apaan neng?”.
“yang pertama kalau pas siang harinya, sikap abang harus biasa aja ke aku soalnya aku takut ketauan ama sekolah”.
“ok,, abang sanggup, terus apaan lagi neng saratnya?”
“sarat yang kedua, abang jangan manggil aku neng lagi, mau gak?”.
“terus abang manggil neng Rasti sayang boleh?”.
“itu terserah abang, terus sarat terakhirnya abang jangan jajan sembarangan soalnya aku gak mau abang kena penyakit lagipula kan udah aku yang bisa bikin abang puas”.
“gak nyangka saratnya gampang banget, kirain saratnya susah, yaudah neng, eh sayang, abang pulang dulu ya, udah capek nih”.
“yaudah, ati-ati ya sayangku, besok malem lagi ya”. Lalu aku mencium bibir tuanya, dan kemudian dia memacu motornya menjauh dari pintu gerbang rumahku, sedangkan aku masuk ke dalam rumahku. Aku memberikan alasan belajar di rumah temen ke Mbok Parti, tapi Mbok Parti mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat kupercaya.
“jangan pake alasan itu, Mbok udah tau kalau non Rasti udah
gak perawan ‘n sering tidur sama laki-laki kok”. Mataku terbelalak mendengar
itu karena kupikir Mbok Parti tidak tau kehidupanku.
“mbok tau darimana?”.
“wong, Mbok yang ngejaga non dari bayi sampe segede gini masa Mbok gak tau sih”.
“ta,,,ta,,,tapi, Mbok gak bakal bilang ke papi mami kan?”
“tenang aja non, Mbok udah anggep non sebagai anak Mbok sendiri jadi Mbok gak bakal bikin non susah”.
“fiuh,, makasih banget Mbok, aku emang lebih sayang Mbok ketimbang papi mamiku yang selalu ninggalin aku”.
“yaudah non, gak usah nangis gitu, mereka kerja di luar negeri buat non juga”.
“ya, aku juga tau Mbok, mungkin sudah jalan hidupku begini”.
“yaudah non gak usah dipikirin, ngomong-ngomong non Rasti kan sering tidur ama banyak lelaki, emangnya gak takut kena AIDS ?”.
“nggak Mbok, soalnya ada obat ini, selain mencegah hamil selama 7 hari, obat ini juga bisa menangkal segala penyakit kelamin. Obat ini aku dapat dari temanku yang ada di luar negeri”.
“oohh, gitu, yaudah non makan dulu sana, abis itu non mandi terus tidur”.
“ok, tapi aku punya satu pertanyaan lagi nih Mbok, boleh gak aku telanjang aja di rumah tiap hari?”.
“terserah non aja,,,”.
Lalu kubuka pakaian seragamku beserta bh dan celanaku sehingga tubuhku yang habis digarap oleh Mang Ucup terpampang jelas di hadapan Mbok Parti tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhku. Mbok Parti berkomentar ketika melihat berkas-berkas merah di payudara dan leherku karena cupangan-cupangan Mang Ucup.
“mbok tau darimana?”.
“wong, Mbok yang ngejaga non dari bayi sampe segede gini masa Mbok gak tau sih”.
“ta,,,ta,,,tapi, Mbok gak bakal bilang ke papi mami kan?”
“tenang aja non, Mbok udah anggep non sebagai anak Mbok sendiri jadi Mbok gak bakal bikin non susah”.
“fiuh,, makasih banget Mbok, aku emang lebih sayang Mbok ketimbang papi mamiku yang selalu ninggalin aku”.
“yaudah non, gak usah nangis gitu, mereka kerja di luar negeri buat non juga”.
“ya, aku juga tau Mbok, mungkin sudah jalan hidupku begini”.
“yaudah non gak usah dipikirin, ngomong-ngomong non Rasti kan sering tidur ama banyak lelaki, emangnya gak takut kena AIDS ?”.
“nggak Mbok, soalnya ada obat ini, selain mencegah hamil selama 7 hari, obat ini juga bisa menangkal segala penyakit kelamin. Obat ini aku dapat dari temanku yang ada di luar negeri”.
“oohh, gitu, yaudah non makan dulu sana, abis itu non mandi terus tidur”.
“ok, tapi aku punya satu pertanyaan lagi nih Mbok, boleh gak aku telanjang aja di rumah tiap hari?”.
“terserah non aja,,,”.
Lalu kubuka pakaian seragamku beserta bh dan celanaku sehingga tubuhku yang habis digarap oleh Mang Ucup terpampang jelas di hadapan Mbok Parti tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhku. Mbok Parti berkomentar ketika melihat berkas-berkas merah di payudara dan leherku karena cupangan-cupangan Mang Ucup.
Dan Mbok Parti berkata “non Rasti, kayak abis diperkosa aja”
ketika melihat noda sperma yang telah mengering di daerah selangkanganku dan
juga dari lubang anusku. Aku hanya tersenyum, lalu aku makan, setelah makan aku
pergi ke kamarku lalu mandi dan kemudian setelah itu aku tidur dalam keadaan
senang karena kini setiap malam sehabis pulang sekolah, ada penis Mang Ucup yang
bisa mengobok-obok vagina dan anusku dalam waktu yang sangat lama sehingga
membuatku mendapat kepuasaan tiada tara.
No comments:
Post a Comment